Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di sejumlah bursa komoditas kompak berakhir menguat pada perdagangan Senin (10/6/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Juli 2019 ditutup menguat 2,3 persen atau 1,70 poin di level US$75,75 per metrik ton.
Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Juni 2019 menguat 1,74 persen atau 0,95 poin dan berakhir di level US$55,50 per metrik ton.
Dilansir Bloomberg, harga batu bara menguat setelah impor China meningkat bulan lalu karena jatuhnya harga di luar negeri meningkatkan minat beli, terlepas adanya upaya pemerintah untuk menjaga industri batu bara dalam negeri
Berdasarkan data bea cukai China yang dirilis Senin (10/6), impor batu bara naik 23 persen pada bulan Mei menjadi 27,47 juta ton dibandingkan tahun lalu.
Meskipun reli harga batu bara domestik terhenti, mereka masih berada di atas harga batu bara impor. Harga batu bara di pasar spot China turun hanya 1,3 persen pada bulan Mei dibandingkan dengan penurunan 12 persen di bursa Newcastle untuk pasar Asia-Pasifik.
Sementara itu, pembangkit listrik utama Cina telah menimbun batubara sebelum musim permintaan puncak pada musim panas. Persediaan pada akhir Mei cukup untuk sekitar 32 hari, dibandingkan 16 hari pada setahun sebelumnya.
Peningkatan impor pada Mei ini melemahkan upaya pemerintah untuk mengekang pembelian batubara di luar negeri China untuk memacu permintaan pasokan lokal.
Tahun ini, China telah menghambat pengiriman batu bara Australia melalui penundaan perijinan di beberapa pelabuhan dan inspeksi tambahan di pelabuhan lainnya.
Pergerakan harga batu bara kontrak Juli 2019 di bursa Newcastle | |
---|---|
Tanggal | US$/MT |
10 Juni | 75,75 (+2,30 persen) |
7 Juni | 74,05 (-0,13 persen) |
6 Juni | 74,15 (+0,88 persen) |
5 Juni | 73,50 (-0,68 persen) |
4 Juni | 74,25 (+0,34 persen) |
Sumber: Bloomberg