Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada empat emiten yang telah melakukan pemecahan saham sepanjang tahun ini untuk meningkatkan likuiditas saham.
Pertama, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) yang tercatat di BEI setelah pemecahan nilai nominal saham sebanyak 3,8 miliar saham dengan nilai Rp20 per saham, dari semula sebanyak 760 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Kedua, PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) mengeksekusi perubahan harga nominal per lembar saham atau stock split dengan rasio 1:5. Maka total saham ZINC menjadi 25,25 miliar.
Ketiga, PT Multi Prima Sejahtera Tbk. berencana melakukan stock split dengan rasio 1:4, untuk meningkatkan likuiditas saham. Jumlah saham dengan nilai nominal lama sebanyak 106,25 juta, lalu jumlah saham baru mencapai 425 juta.
Keempat, PT Toba Bara Sejahtra Tbk. (TOBA) melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:4. Stock split TOBA dilakukan pada 31 Mei 2019, maka total sahamnya menjadi 8,04 miliar.