Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan pelat merah, PT Aneka Tambang Tbk., menyambut baik rencana pemerintah untuk penyusunan tata kelola limbah smelter atau slag.
Emiten berkode saham ANTM itu mengklaim telah berhasil mengolah slag sisa pengolahan smelter feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Limbah tersebut dikelola melalui dua jenis pemanfaatan yakni produk beton pracetak dan beton cor cast in situ.
Direktur Utama Aneka Tambang Arie Prabowo Ariotedjo mengungkapkan upaya perseroan dalam pengelolaan limbah pabrik feronikel merupakan refleksi komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan. Bagi perseroan, pengelolaan limbah slag merupakan implementasi pilar planet sebagai salah satu pendukung pertumbuhan keberlanjutan.
“Perusahaan menyadari bahwa keberlanjutan harus berlandaskan kepada kepatuhan hukum, etika, dan integritas,” ujarnya dalam siaran pers yang dikutip Bisnis pada Sabtu (1/6/2019).
ANTM menghasilkan 1,02 juta ton slag pada 2018. Dari jumlah tersebut, 99,82 persen atau 1,021 juta ton digunakan untuk yardbase, sedangkan 0,13 persen lainnya atau 1.322 ton digunakan untuk roadbase dan 550 ton untuk poton.
Produk Pomalaa Beton digunakan untuk beton pracetak atau batako yang mencapai 135.755 buah dan paving block 725.585 buah. Sementara itu, produk beton cor cast in situ mencapai 2.120 meter persegi.
Baca Juga
Produk poton banyak digunakan untuk pekerjaan sipil di internal ANTM. Beberapa aplikasinya antara lain perumahan karyawan dan penginapan, fasilitas pendukung pabrik, drainase, pedestrian, parkir kendaraan karyawan, pusat olahraga, serta taman.