Bisnis.com, JAKARTA— PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mendapatkan suntikan dana dalam bentuk ekuitas Rp780 miliar dari penerbitan instrumen Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur atau KIK Dinfra yang diklaim dapat memperkuat struktur permodalan perseroan.
Pada April 2019, Jasa Marga bersama PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) meluncurkan DINFRA Toll Road Mandiri-001. Instrumen itu merupakan wadah berbentuk kontrak investasi kolektif yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyrakat pemodal untuk selanjutnya sebagian besar diinvestasikan pada aset infrastruktur dalam bentuk ekuitas oleh manajer investasi.
Eka Setya Adrianto, Corporate Finance Group Head Jasa Marga menuturkan dana yang dihimpun dari Dinfra digunakan untuk berinvestasi di ruas tol Gempol—Pandaan. Jalan tol tersebut dikelola oleh PT Jasa Marga Pandaan Tol (JPT).
Secara detail, Eka mengungkapkan investasi yang dilakukan oleh manajer investasi menggunakan dua skema. Pertama, melalui rights issue yang dilakukan oleh JPT sekitar 19 persen saham.
Dari situ, dana yang masuk ke ekuitas perseroan senilai Rp300 miliar. Selanjutnya, pembelian saham sekitar 33 persen saham Jasa Marga di JPT senilai Rp480 miliar.
Jasa Marga telah melakukan penjualan saham perseroan sebanyak 33,11 persen dari modal ditempatkan di JPT kepada PT Trans Optima Luhur (TOL). Perseroan menjual sekitar 208,64 juta lembar dari saham ditempatkan di JPT sehingga TOL kini memegang kepemilikan di JPT.
Dengan demikian, komposisi pemegang saham di JPT usai rights issue dan penjualan tersebut yakni Jasa Marga 40 persen, PT Jalan Tol Kabupaten Pasuruan (JTKP) 6,19 persen, dan TOL 53,81 persen.
“[Dengan suntikan ekuitas Rp780 miliar], JPT sudah bisa memperbaiki rasio-rasio keuangannya menjadi lebih baik dan bisa mandiri memenuhi kewajibannya dari pendapatan yang diperoleh,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (28/5)
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2019, emiten berkode saham JSMR itu mengantongi pendapatan Rp7,63 triliun. Realisasi itu turun 20,76 persen dari Rp9,63 triliun pada kuartal I/2018.
Perseroan tol milik negara itu membukukan pendapatan tol dan usaha lainnya senilai Rp2,51 triliun pada kuartal I/2019. Adapun, pendapatan konstruksi yang dikantongi senilai Rp5,11 triliun sepanjang Januari 2019—Maret 2019.
Dengan demikian, JSMR mencetak laba bersih Rp584,83 miliar pada kuartal I/2019. Pencapaian tersebut naik 0,32 persen dari Rp582,98 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal mengatakan sejumlah ruas baru akan menopang pertumbuhan pendapatan perseroan ke depan. Pihaknya optimistis mampu membukukan pertumbuhan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) di atas 10 persen.
Bloomberg mencatat harga saham JSMR ditutup terkoreksi 325 poin atau 5,70 persen ke level Rp5.375 pada penutupan perdagangan, Selasa (28/5). Untuk periode berjalan 2019, pergerakan saham perseroan tercatat telah menghasilkan return positif 25,58 persen.
Adapun, total kapitalisasi pasar yang dimiliki senilai Rp39,01 triliun dengan price earning ratio (PER) 16,69 kali.