Bisnis.com, JAKARTA - Produsen kawat tembaga dan aluminium PT Tembaga Mulia Semanan Tbk. merancang strategi untuk memoles kinerja yang sempat tertekan pada 3 bulan pertama tahun ini karena pengaruh tahun politik.
Direktur Independen Tembaga Mulia Semanan Hengki Kartasasmita mengatakan, tahun ini merupakan tahun politik yang berdampak terhadap penjualan perseroan terutama di pasar domestik. Tahun politik menyebabkan pelaku usaha wait and see sehingga kinerja kuartal I/2019 agak tertekan.
Pada kuartal I/2019, penjualan bersih sebesar US$161,87 juta atau turun 14,02% dibandingkan dengan kuartal I/2018 sebesar US$188,28 juta. Adapun, laba tahun berjalan sebesar US$1,23 juta pada kuartal I/2019, turun 30,11% dibandingkan dengan kuartal I/2018 sebesar US$1,76 juta.
Perseroan berupaya memperbaiki kinerja pada kuartal II/2019 dan selanjutnya dengan strategi pemasaran dan komunikasi yang lebih baik.
Pada 2019, perseroan memasang target penjualan sebesar US$706 juta dan laba bersih sebesar US$5,2 juta. Target penjualan dan laba bersih 2019 lebih rendah dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya masing-masing sebesar US$737,23 juta dan US$6,4 juta.
Penurunan target penjualan ini melihat tren permintaan dan perkiraan kebutuhan tembaga dan aluminium oleh pabrik kabel nasional. Emiten dengan kode TBMS ini merupakan salah satu pemasok bahan baku kabel berupa copper rod dan aluminium rod.
"Setelah kuartal II dan seterusnya akan lebih baik dengan startegi marketing yang intens dan komunikasi dengan pihak customer. Kami meyakinkan mereka bahwa bisnis berjalan normal," imbuhnya.
Lebih lanjut, perseroan berencana meningkatkan kapasitas produksi copper rod sebesar 5% dari kapasitas eksisting 30.000 ton per tahun. Perseroan juga akan meningkatkan penetrasi ke segmen otomotif yang saat ini kontribusinya masih 15%.
Perseroan saat ini memiliki total kapasitas produksi 187.000 ton per tahun. Kapasitas ini terdiri dari kapasitas copper wire 30.000 ton per tahun, aluminium wire 2.000 ton per tahun, copper rod 100.000 ton per tahun, dan aluminium rod 55.000 ton per tahun.
Tahun ini perseroan juga akan menggenjot ekspor guna mendorong penjualan. Dari total penjualan, hampir 30% merupakan penjualan ekspor ke Asia Tenggara, Bangladesh, China, India, Australia, dan Selandia Baru.