Bisnis.com, JAKARTA — Investor dari dalam dan luar negeri membidik sejumlah ruas tol yang dikembangkan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Direktur Utama Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan proses divestasi jalan tol milik perseroan masih terus berjalan. Pihaknya menekankan bahwa investasi di sektor itu memiliki nilai yang besar sehingga membutuhkan waktu bagi calon investor untuk melakukan due diligence.
“Mungkin investor masih menunggu acara politik, setelah pemilu ada gambaran yang cukup jelas atas divestasi," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Dia mengatakan ingin menjual putus kepemilikan di sejumlah ruas tol. Dana yang didapat akan digunakan emiten berkode saham WSKT itu untuk melanjutkan investasi baru di bidang infrastruktur lainnya.
Strategi WSKT, lanjut dia, sebagai developer atau pengembang jalan tol. Pihaknya menegaskan tidak ingin menjadi operator jalan tol.
“Sama halnya seperti membangun apartemen, apartemen dibangun kemudian dijual. Demikian juga tol, sehingga kalau tidak divestasi maka kami tidak bisa menjaga pertumbuhan ke depan,” paparnya.
Baca Juga
Putra menjelaskan bahwa WSKT memiliki 18 ruas tol. Proses divestasi akan dilakukan untuk jalan yang telah menyelesaikan 100% proses konstruksi.
Lebih lanjut, Director of Finance and Strategy Waskita Karya Haris Gunawan mengatakan nantinya tiga ruas tol mayoritas milik perseroan yang saat ini dalam reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) akan dibeli oleh investor. Pihaknya juga menawarkan sisa kepemilikan WSKT di ruas-ruas dalam instrumen tersebut.
“Sudah dalam proses kita tawarkan ke investor campuran [dalam dan luar negeri],” jelasnya.
Sebagai catatan, mendapatkan dana segar dari penerbitan reksa dana penyertaan terbatas ekuitas (RDPT) Danareksa Infrastruktur Trans Jawa pada 2018. Anak usaha perseroan, PT Waskita Toll Road menjadikan kepemilikan saham di cucu usaha, PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR), sebagai underlying asset.
Waskita Toll Road mengalihkan 57,14% kepemilikan saham lama WTTR kepada RDPT senilai Rp2,85 triliun dan menerbitkan saham baru 30% kepada RDPT senilai Rp2,15 triliun. Dengan demikian, RPDT menguasai 70% saham WTTR sedangkan saham WTR terdilusi menjadi 30% dari sebelumnya 99%.