Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses membukukan rebound dan berakhir menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (7/5/2019), setelah tertekan di zona merah tiga hari beruntun sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,65 persen atau 40,97 poin di level 6.297,32 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (6/5), IHSG berakhir melemah 1 persen atau 63,11 poin di level 6.256,35, level penutupan terendah sejak 3 Januari.
Indeks mulai bangkit dari pelemahannya dengan dibuka naik 0,25 persen atau 15,61 poin di level 6.271,96 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.268,32 – 6.310,94.
Tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin industri dasar (+1,87 persen) dan aneka industri (+1,24 persen). Adapun sektor tambang dan pertanian masing-masing ditutup turun 0,70 persen dan 0,15 persen.
Dari 631 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 237 saham menguat, 159 saham melemah, dan 235 saham stagnan.
Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing naik 1,56 persen dan 1,66 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG.
Menurut lembaga pemeringkat Fitch Ratings, pendapatan operator telepon seluler akan rebound sebesar pertengahan single digit pada 2019.
“Meski demikian, laju pemulihan akan tergantung pada kemampuan perusahaan-perusahaan itu untuk memonetisasi pertumbuhan data,” ujar Janice Chong, seorang direktur di Fitch Ratings, seperti dikutip Bloomberg.
Bersama IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS rebound dan ditutup terapresiasi 18 poin atau 0,13 persen di level Rp14.280 per dolar AS, setelah dua hari sebelumnya melemah.
Rangkaian aksi jual bersih oleh investor asing pun terpatahkan pada perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp536,76 miliar pada perdagangan hari ini.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 rebound dan ditutup menguat 0,89 persen atau 4,87 poin di level 551,62, setelah berakhir melemah 1,28 persen atau 7,10 poin di posisi 546,74 pada Senin (6/5).
Adapun indeks saham lainnya di Asia cenderung berakhir variatif. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing ditutup melemah 1,51 persen dan 1,12 persen, setelah lebih dari sepekan ditutup karena libur Golden Week.
Di sisi lain, indeks Hang Seng Hong Kong mampu naik 0,52 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing menguat 0,69 persen dan 0,98 persen.
Pasar saham global bergerak lebih stabil setelah sempat digoyang ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menaikkan tarif terhadap barang-barang asal China pada Jumat (10/5).
Sebagian investor masih berharap ancaman tarif itu lebih merupakan taktik negosiasi, terutama setelah pemerintah China mengkonfirmasikan bahwa negosiator utamanya, Wakil Perdana Menteri Liu He, akan pergi ke Washington pada Kamis dan Jumat pekan ini sesuai rencana.
“Kami memperkirakan eskalasi akan berkurang karena masalah ini tampaknya dapat diselesaikan dan Liu He, negosiator utama China, melanjutkan rencananya pergi ke Washington DC untuk berunding pekan ini," ujar ekonom Oxford Economics Louis Kuijs.
“Meski demikian, kemungkinan eskalasi baru dari perang perdagangan AS-China telah meningkat secara substansial. Ini akan menjadi hambatan pada ekonomi masing-masing negara, terutama di China,” lanjutnya, seperti dikutip Reuters.
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
TLKM | +1,56 |
BMRI | +1,66 |
BBCA | +0,71 |
SMGR | +6,73 |
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
UNVR | -1,82 |
PTBA | -10,29 |
AMRT | -2,48 |
BDMN | -1,82 |
Sumber: Bloomberg