Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BDMN Melorot, IHSG Berbalik Melemah di Awal Dagang

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Kamis (2/5/2019).
Pengunjung berbincang di depan monitor perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/9/2018)./Bisnis-Endang Muchtar
Pengunjung berbincang di depan monitor perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/9/2018)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Kamis (2/5/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG terpantau melemah 0,52 persen atau 33,50 poin ke level 6.421,85 pada pukul 09.25 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,04 persen atau 2,77 poin di level 6.458,12.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.419,88 – 6.465,77. Adapun pada perdagangan Selasa (30/4), IHSG ditutup menguat 0,46 persen atau 29,46 poin di level 6.455,35.

Seluruh sembilan sektor bergerak di zona merah pagi ini, dipimpin sektor industri dasar (-0,84 persen), properti (-0,82 persen), dan finansial (-0,66 persen).

Saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang masing-masing turun 12,71 persen dan 2,08 persen menjadi penekan utama penguatan IHSG.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 berbalik ke zona merah dan melemah 0,55 persen atau 3,13 poin ke level 565,18, setelah dibuka dengan kenaikan 0,09 persen atau 0,52 poin di posisi 568,82.

Indeks saham lainnya di Asia terpantau bergerak variatif pagi ini, di antaranya indeks Kospi Korea Selatan (+0,31 persen), indeks FTSE Straits Times Singapura (-0,43 persen), dan indeks Hang Seng Hong Kong (+0,41 persen).

Dilansir Reuters, pasar saham di Asia bergerak hari-hati saat aktivitas perdagangan saham di Jepang dan China ditiadakan pada hari ini karena libur nasional.

Indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang turun tipis 0,1 persen dan bergerak di kisaran sempit.

“Memasuki bulan Mei, pencarian katalisator berikutnya menjadi syarat yang jelas diperlukan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tradisional, apakah sudah waktunya sell and go away?” ujar Claudio Irigoyen, ekonom di Bank of America-Merrill Lynch.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper