Bisnis.com, JAKARTA -- OVO menawarkan fasilitas investasi dengan iming-iming keuntungan 7% plus per tahun. Bagaimana prospek investasi yang ditawarkan penyedia uang elektronik berbasis server tersebut?
Fasilitas investasi itu hanya bisa dinikmati oleh pengguna OVO kelas Premium atau yang sudah terdaftar. Sifat fasilitas itu pun masih tahap BETA.
Pengguna OVO bisa mulai berinvestasi mulai Rp10.000. Per 27 April 2019, harga produk itu per unitnya senilai Rp1.673.
Usut punya usut, produk investasi OVO itu berupa reksa dana saham produk dari Ciptadana Asset Management. Produk reksa dana saham itu bernama Cipta OVO Ekuitas.
Dalam fund fact sheetnya, Cipta Ovo Ekuitas mencatat imbal hasil historis 30 hari terakhir sebesar -0,66%.
Lalu, 3 bulan terakhir memiliki imbal hasil 5,85%, dan dalam setahun terakhir sebesar 13,19%.
Imbal hasil itu bukan proyeksi di masa depan, tetapi rekam jejak produk itu di masa lalu. Angka keuntungan ke depannya pun masih tergantung oleh pasar.
Cipta Ovo Ekuitas memiliki porsi pendanaan sebesar 80% di saham, dan 20% di pasar uang.
Saat ini, 5 portofolio terbesar Cipta Ovo Ekuitas adalah PT Bank Danamon Tbk. (BDMN), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Holcim Indonesia Tbk. (SMCB), PT United Tractor Tbk. (UNTR), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Produk reksa dana itu mengalokasikan portofolio investasi terbesarnya di sektor keuangan sebesar 18,38%.
Sektor migas dan pertambangan menjadi yang terbesar kedua sebesar 17,37%. Lalu, pasar uang bertengger di posisi ketiga sebesar 15,86%.
Sisanya, mereka mengalokasikan investasi terbesarnya ke sektor seperti, industri kimia dasar, infrastruktur dan transportasi, konsumer, dan properti.
OVO yang berada di bawah PT Visionet Data Internasional adalah anak usaha PT Multipolar Technology Tbk.
Sementara itu, produk Cipta OVO Ekuitas adalah kolaborasi yang dilakukan perusahaan dalam lingkup Lippo Group.
Pada laporan keuangan 2018, OVO yang berada di PT Visionet Data Internasional masih berada di bawah PT Multipolar Technology Tbk. Emiten berkode MLPT itu memiliki 99,94% saham perusahaan teknologi finansial tersebut.
Lalu, Ciptadana adalah sekuritas yang berada di bawah naungan PT Lippo Securities Tbk.
Rencana Ekspansi OVO ke Reksa dana
Rencana ekspansi OVO ke reksa dana sudah mulai tercium ketika ada isu OVO menjadi salah satu calon investor potensial yang memberikan dana ke PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa).
Bareksa adalah perusahaan marketplace reksa dana online.
Namun, CEO Bareksa Karaniya enggan mengonfirmasi terkait status OVO sebagai salah satu investor potensial pihaknya.
“Mengenai investasi, Bareksa memang sedang melakukan second fund raising dan sedang berbicara secara intensif dengan beberapa investor strategis potensial,” ujarnya dalam catatan Bisnis pada Selasa (16/4/2019).
Karaniya mengeaskan, sejauh ini kesepakatan kerja sama yang sudah disepakati antara Bareksa dengan OVO adala membuat terobosan untuk sinergi uang elektroni dengan investasi elektronik di Indonesia.
Para pengguna OVO bisa mendapatkan akses investasi secara langsung lewat kemitraan dengan Bareksa tersebut. Tujuan utama dari kolaborasi itu adalah meningkatkan literasi keuangan di Indonesia.
Pasalnya, hanya 0,3% masyarakat Indonesia yang mempertimbangkan untuk berinvestasi karena masih rendahnya tingkat kepercayaan dan pengetahuan.
Sebelumnya, Dealstreetasia mengabarkan OVO telah mengakuisisi Bareksa dengan nilai lebih dari US$20 juta. Akuisisi ini kian melebarkan ekspansi OVO kepasar reksa dana di Indonesia.
Namun, pihak OVO enggan berkomentar terkait spekulasi tersebut.
CEO OVO Jason Thompson mengatakan, aksi kerja sama itu menjadi bentuk nyata untuk menghadirkan layanan finansial yang merangkul seluruh masyarakat Indonesia.
“Sebagai salah satu platform fintech pertama yang menghadirkan layanan keuangan terintegrasi, Ovo terus menghadirkan inovasi untuk menjawab kebutuhan pengguna dan merchant serta tercapainya inklusi keuangan yang berkesinambungan,” ujarnya.