Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilarmas Sekuritas : Bakal Bergerak di 6.348 – 6.453, IHSG Berpotensi Melemah

Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Senin (29/4/2019) IHSG berpotensi melemah, terdorong oleh sejumlah faktor global dan domestik.
Karyawati bearktivitas di samping papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (27/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawati bearktivitas di samping papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (27/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Senin (29/4/2019) IHSG berpotensi melemah, terdorong oleh sejumlah faktor global dan domestik.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan bahwa fokus pasar pagi ini adalah GDP Amerika yang secara kuartalan naik cukup tinggi yang membuat prediksi sebelumnya bahwa Amerika mendekati resesi tampaknya menjadi angin lalu. 

Namun, data Core PCE secara kuartalan pada kuartal I/2019 kembali turun. Tentu hal ini seiring  dengan PCE Price Index yang dirilis juga turun, yang berarti akan terus memperkecil kenaikkan tingkat suku bunga The Fed tahun ini.  Bahkan, beberapa investor di Amerika mulai menggaungkan  bahwa ada potensi The Fed akan menurunkan tingkat suku bunganya. 

Spekulasi pelonggaran Bank Sentral meningkat mungkin akibat komentar para pembuat kebijakan akhir akhir ini, salah satunya adalah Charles Evans, Presiden Fed Chicago dan Robert Kaplan dari Dallas. 

Penantian berikutnya adalah FOMC meeting mengenai keputusan kebijakan dan konfrensi pers The Fed pada hari Rabu nanti yang diikuti dengan konfrensi dari pejabat The Fed pada tanggal 3 Mai 2019. 

Fokus berikutnya adalah pertemuan antara Trump dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang tengah membahas bagaimana memperdalam hubungan perdagangan dan ekonomi mengenai energi, konektivitas digital, dan infrastruktur. 

Amerika sedang berusaha untuk mengurangi defisit perdagangan dengan Jepang dan mendapatkan akses yang lebih dalam ke pasar pertanian negara Asia.  Sedangkan dari sisi Jepang, sedang mencari perjanjian konkret mengenai tarif Amerika terhadap impor mobil, setelah sebelumnya Jepang mendapatkan pembebasan pajak mengenai baja dan aluminium.  Trump dan Abe bertemu setelah Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi bertemu dengan Robert Lightizer di Washington pada hari Kamis. 

Di tempat terpisah, Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso juga mengadakan diskusi dengan Menteri Ke AS Steven Mnuchin. Dalam pembicaraan itu, Jepang menentang usaha Amerika untuk mengaitkan kebijakan perdagangan dengan mata uang. 

Trump dan Abe akan membahas prioritas pertemuan G20 akhir tahun ini yang diadakan di Osaka. Bursa China tampaknya akan terus tertekan khususnya minggu ini. Nilai saham dan obligasi terus mengalami penurunan. Indeks saham Shanghai sendiri telah turun 5,6% sejak Oktober tahun lalu. 

Di tengah tekanan yang tengah dihadapi oleh China, para pelaku pasar dan investor berharap ada pembicaraan lanjutan mengenai perang dagang tersebut, yang konon telah diprediksi akan disepakati pada akhir minggu pada April. 

Hal yang dinantikan pula adalah laporan emiten yang akan keluar pekan ini. Di tengah turunnya Bursa China, Presiden Xi Jinping juga menjadi tuan rumah sekitar 5.000 delegasi dari seluruh dunia yang menghadiri forum Belt and Road di Beijing, untuk membahas proyek infrastruktur. 

Sejauh ini sudah ada 8 kepala negara yang berniat untuk ikut ambil bagian dalam proyek ini. Nico melihat China sedang membangun visi jangka panjang. 

Pada pekan ini, pasar menanti rilis data ekonomi dalam negeri, yaitu inflasi. Inflasi bulanan diprediksi naik dari sebelumnya 0,11% menjadi 0,13% dan secara tahunan naik dari sebelumnya 2,48% menjadi 2.50%.  BI meyakini tekanan inflasi selama bulan Ramadan akan tetap terkendali seiring dengan diterapkannya sejumlah strategi oleh tim pengendali inflasi. 

Selain itu, BI juga melihat potensi inflasi secara keseluruhan pada tahun 2019 turun dari proyeksi awal yang sebesar 3,5% dari kisaran yang ditetapkan 2,5% - 4,5%. "Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi bergerak melemah dan di-trading-kan pada level 6.348 – 6.453," katanya dalam riset harian, Senin (29/4/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper