Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas korporasi yang menerbitkan surat utang sepanjang kuartal pertama tahun ini berasal dari korporasi berperingkat tinggi dan cenderung memilih menerbitkan instrumen pada tenor yang sependek mungkin.
Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), realisasi emisi surat utang korporasi sepanjang kuartal pertama 2019 mencapai Rp25,5 triliun. Nilai itu terdiri atas penerbitan obligasi korporasi senilai Rp22,5 triliun dan penerbitan medium term notes (MTN) Rp3 triliun.
Pefindo mencatat, sebesar 74,6% dari total instrumen tersebut memiliki peringkat idAAA, sedangkan peringkat idAA hanya 7,8% dan idA 11,7%. Ini berbeda dibandingkan dengan realisasi sepanjang 2018 lalu yang mana total emisi berperingkat idAAA hanya 45%, sedangkan idAA 21,6% dan idA 28,7%.
“Berdasarkan peringkat tersebut, kualitas dari obligasi yang ada di pasar modal Tanah Air cenderung sangat baik jika dilihat dari sisi risiko,” ungkap Pefindo dalam laporan terbaru, dikutip Selasa (23/4/2019).
Selain berperingkat tinggi, surat utang korporasi yang terbit di kuartal pertama tahun ini juga didominasi oleh tenor pendek. Instrumen bertenor 1 tahun mencapai 27,8%, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi 2018 yang sebesar 18,5% dari total emisi.
Insturmen bertenor 3 tahun mencapai 45%, lebih tinggi dibandingkan realisasi 2018 yang sebesar 34% dari total emisi. Sementara itu, tenor 5 tahun sebanyak 14,9%, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 24,8% dari total emisi.