Bisnis.com, JAKARTA—Emiten jasa migas PT Elnusa Tbk. (ELSA) mulai mengembangkan akuisisi data seismik dengan menggunakan teknologi Ocean Bottom Nodes (Nodal).
Perseroan terus mengupayakan perbaikan kualitas eksplorasi migas yang efektif dan efisien di Indonesia. Sebelumnya pada akhir 2016, Elnusa menginvestasikan Elsa Regent, kapal survei seismik marine berbendera Indonesia yang dilengkapi dengan 12 streamer untuk eksplorasi di area lautan luas dan dalam.
Selanjutnya yang terbaru, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini mulai mengembangkan teknologi Nodal. Direktur Operasi Elnusa Arief Riyanto mempaparkan, penemuan cadangan migas bergantung pada kualitas data seismik yang dihasilkan.
“Akuisisi data seismik dengan menggunakan nodal akan mendukung hasil data yang lebih kaya. Hal ini tentunya baik untuk mendapatkan gambaran struktur bawah bumi yang lebih akurat dan karakter reservoir yang lebih baik,” paparnya dalam siaran pers, Selasa (23/4/2019).
Nodal memiliki empat komponen sensor dengan kelebihan mampu menangkap jenis gelombang seismic yang lebih banyak. Penambahan teknologi ini untuk melengkapi kapabilitas Elnusa dalam jasa akuisisi data seismik baik di darat, zona transisi maupun laut, sesuai kebutuhan data yang diperlukan.
Keunggulan lain nodal dalam eksplorasi migas adalah dapat digunakan secara independen, tidak memerlukan alat perekaman tambahan (autonomous recording), serta dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan eksplorasi.
Elnusa telah memulai menggunakan nodal pada survei seismik zona transisi di Blok South West Matindok dan South East Senoro. Aktivitas survei untuk kedua blok telah selesai tepat waktu pada Desember 2018 dan Maret 2019.
“Akuisisi data seismik dengan nodal belum banyak dilakukan di Indonesia. Elnusa merupakan salah satu pioneer dalam penggunaan teknologi ini. Dengan kemampuan baru ini, Elnusa merupakan salah satu perusahaan jasa akuisisi data seismik darat dan laut dengan kapabilitas terlengkap di Indonesia dan Asia Tenggara,” imbuh Arief.