Bisnis.com, JAKARTA - Harga baja berjangka menguat seiring dengan upaya China, sebagai produsen terbesar di dunia, memberlakukan pembatasan suplai untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
Pada perdagangan Senin (22/4/2019) di Shanghai Futures Exchange, baja batangan naik 2,2% menjadi 3.819 yuan (US$569,11)per ton. Adapun, harga baja hot rolled coil naik 1,9%.
Seperti dikutip dari Bloomberg, pembatasan produksi baja, dan adanya proses tambahan dalam pengolahan membuat hambatan dalam suplai. China merupakan penyumbang 50% produksi baja secara global.
Pabrik di pusat pembuatan baja di Tangshan akan berhenti setidaknya 40% dari kapasitasnya hingga Kamis akibat permasalahan polusi. Jika persoalan polusi tidak teratasi, pengekangan produksi bisa mencapai 70% kapasitas.
Analis CRU Group Richard Lu menyampaikan, pembatasan oleh pemerintah setempat memberikan dampak positif terhadap harga baja. Namun, kenaikan harga diperkirakan tidak akan terlalu besar.
“Yang paling penting ialah seberapa ketat pengekangan produksi akan dijalankan. Hal itu sangat tidak pasti,” paparnya.
Sementara itu, ada kemungkinan produsen pindah dari Tangshan dan bergeser ke wilayah pesisir. Total kapasitas produksi yang pindah diprediksi mencapai lebih dari 50 juta ton baja.
China Kekang Produksi, Harga Baja Kian Kokoh
Harga baja berjangka menguat seiring dengan upaya China, sebagai produsen terbesar di dunia, memberlakukan pembatasan suplai untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
7 jam yang lalu