Bisnis.com, JAKARTA — PT Gema Grahasarana Tbk. memproyeksikan pertumbuhan kontrak 10% pada tahun ini atau mencapai Rp1,2 triliun.
Sekretaris Perusahaan Gema Grahasarana Ferlina Sutandi mengungkapkan bahwa kontrak pada tahun ini lebih banyak pada proyek perbaikan perkantoran perusahaan perbankan, pertambangan, pendidikan dan juga co-working space. Dia mengungkapkan, pada kuartal I/2019, cukup banyak perusahaan yang wait and see.
"Semoga habis Pilpres, banyak perusahaan yang melakukan renovasi kantor. Target pertumbuhan kontrak tahun ini 10%," ungkapnya saat dihubungi, Senin (22/4/2019).
Namun, pada akhir tahun, emiten bersandi saham GEMA memproyeksikan pertumbuhan bottom line sebesar 4%-5%. Dia menuturkan, kompetisi bisnis furnitur semakin ketat.
Ferlina menambahkan, kompetisi yang semakin ketat kian membuat margin perseroan tergerus. Alasannya, banyaknya pemain baru yang menyasar segmen tersebut membuat perseroan lebih memilih memotong margin.
Mengutip laporan keuangan 2018, penjualan GEMA meningkat 33% dari posisi Rp884,6 miliar pada 2017 menjadi Rp1,18 triliun. Hal ini merupakan suatu hasil yang baik mengingat pada 2017 perseroan mengalami penurunan pendapatan sebesar 6,17%. Namun demikian, margin perseroan tidak meningkat sebesar pendapatan dikarenakan persaingan yang semakin ketat sehingga margin menjadi lebih tipis.
Pada 2018, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp21,62 miliar, turun 9,5% dari posisi Rp23,89 miliar pada 2017. Adapun total aset GEMA senilai Rp986,79 miliar, terdiri dari liabilitas senilai Rp560,75 miliar dan ekuitas senilai Rp426,04 miliar.