Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukit Asam Tbk. menargetkan pembangkit listrik tenaga surya di bandar udara Soekarno-Hatta, Jakarta, dapat beroperasi pada Juli 2019 atau Agustus 2019.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Suherman mengatakan akan ada anak usaha yang dibentuk oleh PT Angkasa Pura II (Persero) dan Bukit Asam untuk menangani pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di bandar udara (bandara) Soekarno-Hatta, Jakarta. Progres saat ini menurutnya tengah dilakukan finalisasi kerja sama.
“Bisa menjadi recurring income, tetapi melalui anak perusahaan. Target operasi direncanakan pada Juli 2019 atau Agustus 2019,” ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, proyek itu merupakan pilot project untuk pengembangan fasilitas sejenis di bandara lainnya. PLTS tersebut direncanakan memiliki kapasitas 1 megawatts (MW).
Pengembangan PLTS yang dilakukan oleh emiten berkode saham PTBA itu didasari oleh dua hal. Pertama, diversifikasi bisnis ke energi baru terbarukan (EBT) dan kedua menjadi perusahaan energi terintegrasi.
Seperti diketahui, Bukit Asam juga memiliki sejumlah proyek pengembangan di bidang gasifikasi atau penghiliran tambang serta pembangkit listrik. Perseroan mengganggarkan investasi Rp6,47 triliun pada 2019 dengan rincian Rp1,13 triliun untuk yang bersifat rutin dan Rp5,35 triliun pengembangan
Beberapa proyek pengembangan miliki PTBA yakni Proyek Gasifikasi atau Penghiliran Tambang Peranap, Proyek Gasifikasi Tambang Tanjung Enim, Pembangkit Listrik (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8, PLTU Feni Halmahera Timur, dan proyek angkutan batu bara.
PTBA mengantongi pendapatan Rp21,16 triliun pada 2018. Realisasi itu naik 8,71% dari Rp19,47 triliun pada 2017.
Dari situ, perseroan membukukan laba bersih Rp5,02 triliun pada 2018. Pencapaian itu naik 12,23% dari Rp4,47 triliun pada 2017.