Bisnis.com,JAKARTA — PT Adaro Energy Tbk., lewat entitas anak PT Adaro Tirta Mandiri, mengincar kapasitas infrastruktur air dalam Grup Adaro Water mencapai 2.000 liter per detik pada 2019.
Presiden Direktur PT Adaro Tirta Mandiri (ATM) Wito Krisnahadi mengatakan bahwasaat ini kapasitas infrastruktur air perseroan sebanyak 1.220 liter per detik (lpd). Jumlah itu tersebar di Gresik, Jawa Timur, sebanyak 400 lpd, Banjar Baru, Kalimantan Selatan, sebanyak 500 lpd, dan Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sebanyak 320 lpd.
“Tahun ini minimal target 2.000 lpd. Ada beberapa proyek yang masih kami incar," ujarnya di Jakarta, Senin (15/4/2019).
Dalam pengembangan bisnis air bersih, sambungnya, perseroan memiliki beberapa strategi yakni akuisisi, pemrakarsa, atau mengikuti tender Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Awal tahun ini, ATM bersama dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. juga telah memenangkan tender proyek investasi sistem penyediaan air minum (SPAM) di Kota Dumai, Riau, dengan kapasitas 450 lpd.
Wito mengatakan induk usaha, Adaro Energy, telah menyisihkan dana untuk pengembangan lini Adaro Water. Dalam empat tahun ke depan, total kucuran dana yang disiapkan mencapai Rp3 triliun.
Dia menjelaskan bahwa kontribusi bisnis air bersih memang masih terbilang kecil bagi Adaro Energy. Apalagi, bisnis tersebut baru dimulai pada 2017. Kendati demikian, dengan target kapasitas 4.000, pihaknya menyebut lini bisnis itu dapat menjadi bagian diversifikasi dari Adaro Energy.
“Yang dipenting bukan hanya penyumbang revenue tetapi diversifikasi usaha dari Adaro Energy dan juga untuk membantu akses air minum masyarakat,” jelasnya.
Sebagai catatan, pada 2017, ATM dan anak usaha PT Drupadi Tirta Gresik dan PT Drupadi Tirta Intan membentuk pilar Adaro Water. Lini tersebut melakukan diversifikasi ke bidang pengolahan air bersih, pengolahan air limbah, pengelolaan jaringan distribusi, dan jasa solusi air.