Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah kalangan menilai tidak ada alasan bagi investor untuk menunda investasi saat ini semata karena menunggu hasil pilpres, sebab dinamika politik seputar pemilu tidak terlalu banyak pengaruhnya terhadap kinerja pasar modal.
Putut Andanawarih, Direktur BNI Asset Management, mengatakan bahwa investor pasar modal Indonesia masih didominasi oleh investor asing. Oleh karena itu, faktor utama yang perlu diperhatikan investor adalah perkembangan dinamika ekonomi global.
Kondisi ekonomi global yang kini tengah dihadapi investor adalah tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. The Fed pun tentu tidak akan agresif menaikkan suku bunga. Menurutnya, dengan kondisi ini, AS tidak akan menjadi tempat ideal bagi penempatan investasi global.
Sementara itu, negara ekonomi kedua terbesar, yakni China, juga mengalami tren perlambatan ekonomi. Hal ini mendorong arus modal investor asing akan cenderung beralih ke pasar negara berkembang, seperti Indonesia. Apalagi, Indonesia memiliki rekam jejak kinerja pasar yang cukup baik.
Putut mengatakan, investor tidak perlu terlalu khawatir dengan kondisi politik, sebab relevansinya terhadap dinamika pasar modal sangat minim. Investor juga tetap bisa keluar kapan saja bila kondisi berkembang tidak wajar.
Menurutnya, investor seharusnya justru bertindak melawan tren pasar, selama meyakini bahwa kondisi ekonomi Indonesia dalam jangka panjang akan tetap positif. Ketika pasar pesimistis dan menunggu justru menjadi peluang untuk masuk dengan agresif, sebaliknya ketika pasar sedang bergairah justru harus hati-hati.
“Menjadi investor di pasar modal itu menyenangkan karena bisa memimpikan apa yang akan terjadi ke depan. Kalau yang terjadi tidak sesuai dengan yang diimpikan, tinggal keluarkan investasinya. Namun, masalahnya adalah kapan mulai dan kapan keluar. Prinsipnya, jangan terbawa oleh arus pasar,” katanya, Kamis (11/4/2019).
Putut mengatakan, bila petahana memenangkan pemilu, pemerintah tinggal melanjutkan pekerjaan yang sudah berjalan. Namun, bila penantang yang menang, pemerintah yang sekarang pun tidak mungkin melakukan hal yang negatif hingga akhir masa jabatan.
“Jangan tunggu sampai kabinet baru dilantik. Terlalu lama,” katanya.