Bisnis.com, JAKARTA--Emiten perkebunan, PT Sampoerna Agro Tbk. mengantongi laba bersih senilai Rp55,52 miliar pada 2018, anjlok hingga 76% dari posisi Rp234,69 miliar di tahun 2017.
Dalam laporan keuangan 2018 yang dirilis pada Kamis (28/3/2019), penjualan mencapai Rp3,2 triliun, turun 11,35% dari posisi Rp3,61 triliun pada 2017. Sementara itu, beban pokok penjualan berhasil diturunkan dari Rp2,67 triliun pada 2017, menjadi Rp2,51 triliun pada 2017.
Sementara itu, nilai aset yang dikantongi emiten bersandi saham SGRO senilai Rp9,01 triliun pada 2018, naik 7,77% dari posisi Rp8,36 triliun pada 2017. Aset itu terdiri liabilitas dan ekuitas masing-masing senilai Rp4,98 triliun dan Rp4,02 triliun.
Pada 2018, SGRO merealisasikan belanja modal senilai Rp815,03 miliar. Alokasi belanja modal tersebut untuk produk kelapa sawit senilai Rp524 miliar dan lain-lainnya senilai Rp291,02 miliar.
Dalam kesempatan sebelumnya, Head of Investor Relations Sampoerna Agro Michael Kesuma mengungkapkan, pada kuartal IV/2018, harga CPO sekitar Rp6.000 per kg, akan tetapi pada awal tahun harga sudah naik sekitar 20% menjadi Rp7.100 per kg.
"Tahun lalu, volume produksi tinggi tetapi harga jatuh. Kami pun memutuskan untuk mengeluarkan produksi pada kuartal I/2019 dan surprise harga sudah menjadi Rp7.100 per kg. Iya, otomatis margin naik," ungkapnya.
Dia menambahkan, peningkatan harga CPO ini bakal mengerek margin perseroan. Mengutip laporan keuangan September 2018, gross profit margin dan net profit margin perseroan masing-masing 26,32% dan 7,38%.