Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR OBLIGASI : Menanti Rilis FOMC Meeting, Harga SUN Bergerak Terbatas

MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini harga Surat Utang Negara atau SUN masih akan cenderung bergerak terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menantikan keputusan dari FOMC Meeting.

Bisnis.com, JAKARTA — MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini harga Surat Utang Negara atau SUN masih akan cenderung bergerak terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menantikan keputusan dari FOMC Meeting.

I Made Adi Saputra, Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas, mengatakan bahwa rapat yang dimulai pada tanggal 19 hingga 20 Maret 2019 diperkirakan akan tetap menahan suku bunga acuannya di level 2,25—2,50%. 

Selain itu, pergerakan harga SUN juga masih dipengaruhi oleh keadaan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, Made menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN.

"Peluang kenaikan harga di pasar sekunder dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan masih pada SUN dengan tenor pendek dan menengah seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0056, FR0059, FR0068, FR0071, FR0073 dan FR0058," katanya melalui riset harian, Rabu (20/3/2019).

Review (Selasa, 19 Maret 2019)

Harga SUN pada perdagangan hari Selasa (19/3/2019) kembali bergerak dengan mengalami kenaikan di tengah sentimen global yang berdampak pada menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

Perubahan harga SUN yang terjadi hingga sebesar 52 bps yang berdampak terhadap adanya perubahan rata-rata tingkat imbal hasil mengalami penurunan sebesar 2 bps. 

Harga SUN dengan tenor pendek mengalami rata-rata kenaikan terbatas sebesar 6 bps yang mendorong terjadinya rata-rata penurunan imbal hasil sebesar 2,4 bps. 

Adapun harga SUN dengan tenor menengah mengalami kenaikan yang berkisar antara 1,7 bps hingga 52 bps yang berdampak terhadap penurunan imbal hasil berkisar antara 0,5 bps hingga 9,7 bps. Sementara itu, untuk SUN dengan tenor panjang mengalami pergerakan harga yang cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 50 bps sehingga mengalami rata-rata penurunan imbal hasil sebesar 2 bps.

Pada perdagangan kemarin, pergerakan imbal hasil SUN bergerak dengan mengalami penurunan kembali didorong oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan terhadap dolar AS. 

Rupiah terapresiasi disebabkan dari sentimen global di tengah penantian hasil FOMC Meeting yang sedang berlangsung pada tanggal 19-20 Maret 2019. 

Para pelaku pasar memprediksi bahwa Bank Sentral Amerika akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya pada level 2,25% hingga 2,50%.  Hal ini memberikan sinyal positif bagi pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Selain itu, kondisi ekonomi Indonesia yang stabil seiring dengan dirilisnya surplus neraca perdagangan bulan Februari 2019 membuat para investor lebih optimis.

Harga SUN dengan denominasi mata uang dolar Amerika pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan mengalami kenaikan di tengah menurunnya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka credit default swap (CDS). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper