Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Gugup Jelang Rilis Putusan Kebijakan The Fed

Bursa saham di Asia mengawali perdagangan pagi ini, Rabu (20/3/2019), dengan hati-hati di tengah ekspektasi sikap dovish bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di Asia mengawali perdagangan pagi ini, Rabu (20/3/2019), dengan hati-hati di tengah ekspektasi sikap dovish bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.

Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI Asia Pasific selain Jepang turun tipis 0,1% dari level tertingginya dalam enam bulan yang disentuh pada perdagangan hari sebelumnya. Indeks Nikkei Jepang juga turun 0,1%.

Adapun bursa Wall Street AS berakhir variatif pada perdagangan Selasa (19/3), dengan indeks S&P 500 hanya turun 0,01% dan indeks Nasdaq bertambah 0,12%.

Dilansir Reuters, para pembuat kebijakan The Fed, yang dijadwalkan akan menuntaskan rapat kebijakan moneternya pada hari ini waktu setempat, diperkirakan akan menurunkan proyeksi suku bunganya dari Desember. Pada saat itu, ekspektasi median mereka adalah sebanyak dua kali sepanjang tahun ini.

Sejak awal tahun, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS tersebut akan bersabar soal kenaikan suku bunga. Perkataannya ini diartikan sebagai isyarat untuk menunda kenaikan suku bunga, didorong tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi di AS dan belahan dunia lain.

Pasar keuangan bahkan telah melangkah lebih jauh dengan memperhitungkan adanya pemangkasan suku bunga tahun ini. Fed fund futures menunjukkan peluang sekitar 30% untuk pemangkasan suku bunga sebelum akhir tahun.

The Fed juga diperkirakan akan menjabarkan rencana untuk menghentikan penyusutan neracanya senilai US$4 triliun, atau yang disebut pengetatan kuantitatif.

Banyak pembuat kebijakan telah mengisyaratkan bahwa The Fed kemungkinan akan mengakhiri proses itu dan menstabilkan kepemilikan obligasinya sebelum akhir tahun ini.

“Saya pikir konsensus pasar berpusat sekitar akhir September, tetapi kami memperkirakan The Fed akan mengakhiri penyusutan neracanya pada Juni,” ujar Shuji Shirota, kepala strategi makroekonomi di HSBC Securities.

Ekspektasi sikap The Fed yang dovish soal suku bunga telah membebani dolar AS, setelah Powell mengisyaratkan jeda siklus pengetatan pada pertemuan kebijakan sebelumnya awal tahun ini.

Sementara itu, pelaku pasar tetap berpegang pada harapan kesepakatan perdagangan antara pemerintah AS dan China ketika para pejabat dari kedua belah pihak tetap terkunci dalam perundingan.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin dikabarkan berencana mengunjungi China pekan depan untuk mengadakan putaran baru negosiasi perdagangan dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper