Bisnis.com, JAKARTA — Penyedia data dan indeks pasar modal Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel merombak daftar saham Global Equity Index Series Asia Pacific Ex-China Ex-Japan yang akan efektif per hari ini, Senin (18/3/2019).
Beberapa saham domestik pun terpantau keluar—masuk dari indeks FTSE Russel tersebut a.l. AUTO, MSKY, IMAS, ESSA, IMJS, PTSN, MAIN, FORZ, PTRO, ASSA, KBLI, dan GPRA tergolong ke kelompok yang baru dimasukkan dan BJTM, DILD, JRPT (Jaya Real), ADMF, Sitara Propertindo, SMSM, GIAA, DMAS, ROTI, dan SRIL merupakan kelompok yang terdepak.
Selanjutanya, CPIN, BDMN, KLBF, SMGR, INTP, dan INDF masuk ke daftar saham-saham besar (large cap) setelah dikeluarkan dari daftar saham-saham menengah (mid cap).
Adapun pendatang baru di daftar saham mid-cap adalah BRPT, yang telah dikeluarkan dari daftar saham-saham kecil (small cap) bersama DILD.
Sementara itu, untuk daftar saham-saham mikro (micro cap), FTSE menambah AUTO, MSKY, IMAS, ESSA, IMJS, PTSN, MAIN, FORZ, PTRO, ASSA, KBLI, dan GPRA. Di sisi lain, BJTM, JRPT (Jaya Real), ADMF, Sitara Propertindo, SMSM, GIAA, DMAS, ROTI, dan SRIL menjadi saham-saham yang dikeluarkan.
Analis Royal Investium Sekuritas Wijen Ponthus menjelaskan, pada dasarnya saham yang masuk ke dalam indeks FTSE berpeluang dibeli oleh investor asing dalam beberapa bulan ke depan. “Saya rasa efeknya bisa beberapa bulan,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Selanjutnya, imbuh Wijen, masuknya investor asing ke dalam saham-saham tersebut akan membuka peluang bagi kenaikan harga saham.
Kendati demikian, investor tetap perlu memcermati fundamental dari masing-masing saham. Wijen merekomendasikan AUTO, IMAS, ESSA, IMJS, MAIN, dan PTRO dari beberapa saham small to mid cap yang baru masuk ke indeks FTSE.
Wijen menilai, saham-saham tersebut memiliki fundamental yang baik dan beberapa saham juga ada yang mencatatkan turn around-stroy seperti IMAS. Adapun, IMAS mulai memperlihatkan fundamental yang baik sejak 2018 setelah sebelumnya memiliki fundamental yang kurang bagus (turnaround story).
Sementara itu, dari sisi saham-saham yang dikeluarkan dari indeks FTSE, Wijen masih menjagokan BJTM dan DMAS ditopang oleh fundamentalnya yang masih menarik. “Terutama BJTM,” imbuh Wijen.
Adapun, mengenai pengaruhnya terhadap pergerakan IHSG nantinya dinilai Wijen tidak akan terlalu berdampak. Pasalnya, bobot saham-saham yang masuk ke dalam indeks FTSE tersebut masih kecil terhadap pergerakan indeks.