Bisnis.com, JAKARTA — Kolaborasi emiten ritel dengan layanan jasa teknologi finansial, diproyeksikan memberikan insentif keuangan perusahaan dalam hal meningkatkan volume transaksi. Salah satu emiten yang mulai mengaplikasikannya adalah PT Ramayana Lestari Tbk.
Analis Indo Premier Sekuritas Raditya Immanzah mengatakan bahwa saat ini pembayaran melalui Go-Pay telah tersedia di PT Ramayana Lestari Tbk. (RALS) setelah sebelumnya emiten berkode saham RALS juga berkolaborasi dengan Dana, sistem pembayaran digital lainnya milik EMTK mulai November 2018.
Riset Indo Premiere menyebut bahwa selama minggu pertama kolaborasi Go-Pay dan RALS di Ramayana Prime City Plaza, Jakarta, menunjukkan rata-rata 160 transaksi Go-Pay dari total 2.000 transaksi setiap harinya. Sementara itu, selama minggu awal pertama, transaksi elektronik secara aktif mengambil porsi sekitar 10% dari total transaksi.
Menurut Raditya, kolaborasi antara pengecer dan sistem pembayaran digital, seperti Go-Pay dan Dana menjadi gejala pergeseran fundamental untuk industri dan dalam hal ini, RALS memiliki keuntungan sebagai penggerak pertama. Pasalnya, di antara banyaknya aliran modal dari start up terutama di Indonesia sistem pembayaran peer-to-peer, yang memberikan kesempatan kepada RALS, sebagai mitra pertama untuk berkolaborasi.
“Selain itu dari perspektif merek, kami percaya bahwa berkolaborasi dengan pembayaran digital juga akan memberi manfaat dalam hal persepsi merek. Apalagi, RALS merupakan pemain yang unggul di segmen ritel menengah ke bawah dan bawah,” jelasnya melaui riset, Senin (18/3/2019).
Saat ini setidaknya ada 30 pemain pembayaran digital lainnya saat ini yang melihat peluang yang sama dengan Go-Pay dan Dana. Data dari Daily Social menyebut penetrasi dan popularitas sistem pembayaran digital di Indonesia masih didominasi oleh Go-Pay sebesar 79% diikuti OVO 58%, T Cash 56%, Dana 34%, PayTren 19%.
Baca Juga
Sementara itu, jika dilihat dari kinerja keuangan, sepanjang 9 bulan pertama 2018, consignment margin RALS masih tumbuh pada kisaran 25% dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya masih di bawah angka itu. Sementara itu, DP margin RALS tercatat pada kisaran 33%. Kontribusi utama penjualan RALS pada kurtal III/2018, sebesar73% berasal dari pakaian dan aksesoris, sisanya 27% berasal dari supermarket.
Senada, Tim Riset MNC Sekuritas Didi Elliot menyebut kehadiran fintech di Indonesia membantu dan mempermudah konsumen untuk mengakses produk-produk keuangan dan bertransaksi.
Dengan ketersediaan pembiayaan digital seperti Go-Pay dan DANA yang muncul di Ramayana, dia memperkirakan akan mempermudah pembayaran secara cashless dan dapat meningkatkan volume transaksi RALS, dengan adanya berbagai promosi yang muncul untuk setiap konsumen yang membayar menggunakan DANA di Ramayana.
“Kami perkirakan RALS tidak akan berhenti berkolaborasi dengan pembiayaan-pembiayaan digital seperti ini, karena kalau kita cermati pertumbuhan laba bersih naik 43% pada Kuartal III/2018 dan tidak menutup kemungkinan akan lebih baik lagi pada kuartal IV/2018,”tekannya.
Sekretaris Perusahaan Ramayana Lestari Sentosa Setyadi Surya mengatakan, pertumbuhan penjualan pada Januari 2019 berhasil tumbuh 4,2%. Dia mengungkapkan, pertumbuhan senilai Rp8,8 triliun dapat tercapai pada akhir 2019.
"Pertumbuhan penjualan kami pada Januari 2019 sudah 4,2%," ungkapnya kepada Bisnis.com.
Strategi yang dilakukan adalah melakukan tranformasi dan menambah strategi untuk penjualan online. Menurutnya, kontribusi untuk penjualan online masih belum berkontribusi besar. "Sales online saat sekarang ini memang belum memberikan penjualan yang baik, tetapi tetap menjadi tumpuan harapan di masa mendatang," ungkapnya.
Setyadi menambahkan, kontribusi penjualan online akan terus ditingkatkan, mengikuti perkembangan zaman. Di sisi lain, RALS juga berencana menambah gerai Ramayana dan Ramayana Prime untuk meningkatkan margin dan penjualan.