Bisnis.com, JAKARTA--Emiten perkebunan, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) menilai ekspansi bisnis pada biodiesel tetap kondusif pada tahun ini.
Investor Relation SMAR Pinta S. Chandra mengungkapkan kuota biodiesel SMAR dan entitas anak pada tahun ini mencapai 532.000 kilo liter. Menurutnya, bisnis biodiesel cukup kondusif seiring adanya dukungan dari pemerintah.
"SMAR dan anak perusahaan menerima alokasi kuota sekitar 532.000 KL [pada tahun ini]. Bisnis biodiesel di Indonesia cukup kondusif," ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (15/3/2019).
Dia menceritakan, bisnis biodiesel pada 2018 cukup bagus karena didukung kompetitifnya harga minyak sawit mentah untuk energi. Selain itu, sejak diterapkannya B20 pada September 2018, kondisi tersebut mampu menyerap kelebihan persediaan produk kelapa sawit di pasar domestik.
Sebagai informasi, penyerapan biodiesel dalam negeri melalui program mandatori B20 pada 2018 mencapai 3,8 juta ton atau naik 72% dibandingkan dengan 2017 yang hanya 2,2 juta ton.
Strategi lain yang dilakukan SMAR untuk meningkatkan kinerja yakni melakukan diversifikasi produk. Pada 2019, SMAR berencana fokus melakukan intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi melalui percepatan peremajaan tanaman.
SMAR juga bakal meningkatkan efisiensi operasional dan menangkap peluang peningkatan margin yang timbul dari penyediaan produk dan layanan dengan nilai tambah.
Hingga September 2018, margin laba kotor dan margin laba bersih perseroan masing-masing 11,65% dan 0,04%. Sementara itu, margin dari laba operasional mencapai 3,53%.
Tipisnya raihan margin pada sembilan bulan 2018, membuat emiten bersandi saham SMAR gencar melaksanakan diversifikasi produk. Hingga September 2018, pendapatan dari segmen penghiliran berkontribusi hingga 87% dan penjualan CPO dan produk lainnya hanya menyumbang 13%.
Sampai September 2018, produksi tandan buah segar (TBS) SMAR mencapai 2,04 juta ton, turun 3,3% year on year dari sebelumnya sebanyak 2,11 juta ton. Sementara itu, produksi CPO juga terkoreksi 3,3% y-o-y menuju 470.387 ton dibandingkan produksi per September 2017 sebesar 486.485 ton.
Di sisi lain, produksi palm kernel (PK) terkoreksi lebih tipis, yakni 0,3% yoy menuju 120.068 ton dari sebelumnya 120.393 ton. Namun, kernel extraction rate naik 0,13% yoy menjadi 5,54% dibandingkan per September 2017 sebesar 5,41%.
Adapun, oil extraction rate (OER) turun 0,16% menjadi 21,70% dari sebelumnya 21,86%. OER atau tingkat rendemen adalah perbandingan jumlah CPO yang diproduksi dalam setiap kilo gram TBS.