Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Industri China Melambat, Harga Karet Lesu

Harga karet di bursa Tokyo dan Shanghai kompak melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (14/3/2019), pascarilis data produksi industri China.
Petani menoreh pohon karet di kawasan perkebunan kebun karet Jawi jawi, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Rabu (5/7)./ANTARA-Abriawan Abhe
Petani menoreh pohon karet di kawasan perkebunan kebun karet Jawi jawi, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Rabu (5/7)./ANTARA-Abriawan Abhe

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa Tokyo dan Shanghai kompak melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (14/3/2019), pascarilis data produksi industri China.

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Agustus 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup melemah 0,30% atau 0,60 poin di level 196,50 yen per kg dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (13/3/2019), harga karet kontrak Agustus berakhir melorot 1,05% atau 2,10 poin di level 197,10 yen per kg.

Harga karet mulai melanjutkan pelemahannya ketika dibuka turun 0,10% atau 0,20 poin di posisi 196,90 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, harga karet bergerak di level 196,70 – 197,10.

Di Shanghai Futures Exchange, harga karet untuk kontrak teraktif Mei 2019 juga berakhir melemah 0,66% atau 80 poin di level 12.030 yuan per ton, setelah ditutup dengan pelemahan 80 poin di posisi 12.110 pada perdagangan Rabu.

Pertumbuhan produksi industri China melambat ke level terendah dalam 17 tahun terakhir pada dua bulan pertama tahun 2019. Hal ini menunjukkan pelemahan lebih lanjut dalam negara berekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Berdasarkan data yang dirilis Biro Statistik Nasional, Kamis (14/3/2019), output industri naik 5,3% pada Januari-Februari, lebih rendah dari yang diperkirakan dan merupakan pertumbuhan paling lambat sejak awal 2002.

Pertumbuhan output industri sebelumnya diperkirakan akan melambat menjadi 5,5% dari 5,7% pada Desember. Sementara itu, survei pabrik resmi menunjukkan output manufaktur terkontraksi pada Februari untuk pertama kalinya sejak Januari 2009.

Selain itu, tingkat pengangguran naik menjadi 5,3% pada Februari, dari 4,9% pada Desember, meskipun masih di bawah target pemerintah sebesar 5,5% tahun ini.

Data tersebut menambah urgensi yang dibutuhkan China untuk mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) mengenai perdagangan, saat pabrik dan konsumen bergulat dengan perlambatan domestik dan perang dagang dengan AS.

Pelemahan harga karet baru-baru ini di bursa Shanghai dan Tokyo mengikuti reli beruntun yang mampu dibukukan akibat lonjakan minyak mentah, optimisme bahwa China dan AS akan mencapai kesepakatan perdagangan, bangkitnya pasar saham China, juga rencana produsen untuk memangkas ekspor dan meningkatkan konsumsi.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April 2019 hari ini diperdagangkan di level US$58,59 per barel dengan penguatan 0,57% pukul 15.08 WIB, setelah berakhir melonjak 2,44% di level US$58,26 per barel pada perdagangan Rabu (13/3/2019).

Minyak Brent untuk pengiriman Mei 2019 juga lanjut menguat 0,65% atau 0,44 poin ke level US$67,99 per barel, setelah ditutup menanjak 1,32% di posisi 67,55 kemarin.

Pergerakan Harga Karet Kontrak Agustus 2019 di Tocom

Tanggal                             

Harga (Yen/Kg)              

Perubahan

14/3/2019

196,50

-0,30%

13/3/2019

197,10

-1,05%

12/3/2019

199,20

+1,01%

11/3/2019

197,20

+0,10%

8/3/2019

197,00

-0,96%

Sumber: Bloomberg  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper