Bisnis.com, JAKARTA – Reli penguatan bursa saham Jepang berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (12/3/2019), seiring dengan berlanjutnya pelemahan nilai tukar yen terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Indeks Topix ditutup menguat 1,52% atau 24,04 poin di level 1.605,48 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada Senin (11/3), Topix berakhir naik 0,57% atau 9 poin di posisi 1.581,44.
Berdasarkan data Bloomberg, dari 2.125 saham pada indeks Topix, 1.888 saham di antaranya menguat, 182 saham melemah, dan 55 saham stagnan.
Saham Sony Corp. dan SoftBank Group Corp. yang masing-masing naik 2,55% dan 1,57% menjadi pendorong utama penguatan Topix hari ini.
Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 lanjut ditutup menanjak 1,79% atau 378,60 poin di level 21.503,69, setelah berakhir naik 0,47% atau 99,53 poin di level 21.125,09 pada perdagangan kemarin.
Dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei, 217 saham menguat, 7 saham melemah, dan 1 saham stagnan. Saham Fast Retailing Co. Ltd. (+2,86%) dan SoftBank Group Corp. (+1,57%) menjadi penopang utamanya.
Baca Juga
Sementara itu, nilai tukar yen lanjut melemah 0,13 poin atau 0,12% ke level 111,34 yen per dolar AS pukul 15.09 WIB, setelah berakhir melemah 0,04% atau 0,05 poin di posisi 111,21 pada Senin (11/3).
Pelemahan nilai tukar yen terhadap dolar AS berpotensi mengerek laba eksportir. Pamor yen yang memiliki sifat sebagai safe haven tergerus selama dua hari terakhir di tengah optimisme soal kesepakatan Brexit.
Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menyetujui adanya jaminan tambahan dalam kesepakatan Brexit yang diperbarui dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Senin (11/3/2019).
Ada harapan bahwa perubahan itu mungkin cukup untuk mempengaruhi para anggota parlemen Inggris yang telah mengancam akan kembali membatalkan rencana May pada voting hari Selasa (12/3).
Perubahan kesepakatan Brexit turut memberi dorongan lebih lanjut bagi minat investor untuk aset berisiko, setelah indeks ekuitas global naik semalam didorong penguatan saham teknologi terhadap bursa saham AS dan ekspektasi lebih banyak stimulus dari China.
“Berkurangnya kemungkinan untuk keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan Brexit dapat membantu menyuntikkan sebagian sentimen bullish pada pasar ekuitas," ujar Greg McKenna, pakar strategi di McKenna Macro, seperti dikutip Reuters.
"Ini menghilangkan salah satu dari tiga kekhawatiran utama investor global, di samping perdagangan dan perlambatan pertumbuhan global,” tambahnya.