Bisnis.com, JAKARTA — PT Pupuk Indonesia (Persero) berencana masuk ke pasar modal dengan menerbitkan obligasi setelah Pemilu.
Direktur Keuangan Pupuk Indonesia Indarto Pamoengkas menyampaikan, perseroan masih memiliki izin menerbitkan obligasi sebesar Rp2 triliun yang jatuh tempo pada Juni 2019.
“Jadi, setelah Pemilu kami akan masuk, yang Rp2 triliun,” katanya kepada Bisnis.com, dikutip Senin (4/3/2019).
Adapun, dana emisi tersebut nantinya akan digunakan untuk membiayai ulang (refinancing) obligasi yang jatuh tempo pada anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu di PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan PI—Energi.
Sementara itu, untuk obligasi yang jatuh tempo pada 8 juli 2019, yaitu Obligasi I Pupuk Indonesia Tahun 2014 Seri B sebesar Rp1,13 triliun, Indarto mengakui dananya sudah tersedia. “Sudah siap. Kami punya cash—flow itu sekarang Rp2,5 triliun,” imbuhnya.
Indarto mengungkapkan, perseroan diuntungkan oleh posisinya sebagai pemimpin market share di industri. Bahkan, para pesaing pun sebagian besar masih memasok urea dari Pupuk Indonesia. Adapun secara nasional, market share terhadap pendapatan perseroan mencapai 70% pada tahun lalu.
Dengan demikian, Indarto optimistis perseroan masih mampu membayar obligasi jatuh tempo pada tahun depan yang jumlahnya mencapai Rp4,08 triliun.
“Banyak memang [obligasi jatuh tempo], tapi kan kami punya market share sendiri,” tuturnya.