Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (28/2/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 1,26% atau 82,33 poin di level 6.443,35 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (27/2), IHSG berakhir di level 6.525,68 dengan turun 0,23% atau 15,27 poin.
IHSG sempat beringsut ke zona hijau dengan dibuka naik tipis 0,02% atau 1,25 poin di level 6.526,93 pagi tadi. Namun, dalam hitungan detik pergerakan indeks langsung berbalik ke zona merah hingga berakhir dengan penurunan terbesar sejak 17 Desember 2018.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.433,24 – 6.526,93. Seluruh sembilan sektor berakhir di zona merah, dipimpin sektor aneka industri dan tambang yang masing-masing turun 4,81% dan 1,69%.
Dari 628 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 124 saham menguat, 282 saham melemah, dan 222 saham stagnan.
Saham emiten aneka industri PT Astra International Tbk. (ASII) yang melemah 5,92% pun menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG hari ini.
Astra melaporkan laba bersih 2018 sebesar Rp21,67 triliun, lebih kecil dari estimasi median senilai Rp22,1 triliun, menurut data yang dihimpun Bloomberg.
Indeks Bisnis-27 ikut lanjut berakhir melemah 1,72% atau 9,79 poin di level 561,05, setelah ditutup turun 0,34% atau 1,92 poin di posisi 570,84 pada Rabu (27/2).
Indeks saham lainnya di Asia Tenggara mayoritas juga berakhir melemah, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (-0,98%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,33%), dan indeks PSEi Filipina (-2,33%).
Di Jepang, indeks Topix dan Nikkei 225 masing-masing ditutup turun 0,79%. Indeks Kospi Korea Selatan merosot 1,76%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong berakhir turun 0,43%.
Dua indeks saham utama di China, Shanghai Composite dan CSI 300 pun berakhir turun masing-masing sebesar 0,44% dan 0,25%.
Seperti diberitakan Reuters, bursa saham global melemah untuk hari ketiga berturut-turut seiring berkurangnya optimisme investor atas perundingan perdagangan AS-China.
Pada saat yang sama, sentimen untuk aset berisiko juga terbebani hasil pertemuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Vietnam yang tidak mencapai kesepakatan.
“Jelas bahwa pasar tidak menerima berita yang mengagetkan ini secara positif,” ujar pakar strategi IG Asia Pte. Jingyi Pan tentang pertemuan Trump-Kim.
Nilai tukar yen Jepang dan franc Swiss, yang memiliki sifat sebagai mata uang safe-haven di tengah kekhawatiran geopolitik, pun menguat setelah kedua pemimpin tersebut gagal mencapai kesepakatan mengenai denuklirisasi semenanjung Korea setelah mengadakan dua hari pertemuan.
Hasil itu menambah beban pada pasar saham di Asia yang telah terpukul minimnya progres soal isu-isu perdagangan China-AS dan data yang menunjukkan penyusutan aktivitas pabrik ke level terendah dalam tiga tahun di China.
"Pemberitaan mengenai KTT itu mengangkat yen saat ketidakpastian memicu sedikit penghindaran untuk aset berisiko," terang Jun Kato, kepala analis pasar di Shinkin Asset Management, Tokyo.
Sejalan dengan IHSG, rupiah lanjut berakhir melemah 39 poin atau 0,28% di level Rp14.069 per dolar AS, setelah berakhir melemah 38 poin atau 0,27% di level Rp14.030 per dolar AS pada Rabu (27/2).
Saham-saham penekan IHSG:
Kode | (%) |
ASII | -5,92 |
BBCA | -0,90 |
BDMN | -6,58 |
TLKM | -1,28 |
CPIN | -3,95 |
Saham-saham pendorong IHSG:
Kode | (%) |
TOWR | +2,60 |
AKRA | +3,74 |
BNLI | +2,40 |
GIAA | +4,81 |
BTEK | +8,90 |
Sumber: Bloomberg