Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC Tambah Bukti Pengurangan Produksi, WTI Lanjutkan Reli

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Maretdituutp menguat 0,9% atau 0,50 poin ke level US$56,09 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, kontrak April yang lebih aktif naik 0,47 poin ke US$56,45.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat melanjutkan reli penguatan di hari kelima pada Selasa (19/2/2019) menyusul bukti baru pengurangan produksi OPEC yang mengimbangi kekhawatiran pertumbuhan ekonomi dari kebuntuan perdagangan global.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Maretdituutp menguat 0,9% atau 0,50 poin ke level US$56,09 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, kontrak April yang lebih aktif naik 0,47 poin ke US$56,45.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak April melemah 0,05 poin ke level US$66,45 di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, pejabat pemerintah AS mengatakan pembicaraan perdagangan dengan China mengalami kemajuan menjelang tenggat waktu 1 Maret, bahkan ketika Uni Eropa berjanji akan memberikan tanggapan cepat jika AS berencana menaikkan bea impor mobil.

Minyak mentah telah menguat lebih dari dari 20% tahun ini karena OPEC dan eksportir besar lainnya mengurangi produksi. Namun, tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi dan rekor produksi minyak mentah AS telah membebani sentimen.

“Investor lebih fokus pada pembicaraan perdagangan sekarang," kata Scott Bauer, chief executive officer Prosper Trading Academy, seperti dikutip Bloomberg.

"Tapi kita tahu yang diperlukan hanyalah satu tweet atau satu headline untuk membalikkan hal tersebut, jadi saya tidak berpikir bahwa volatilitas akan hilang dalam waktu dekat,” lanjutnya.

Meskipun pertemuan tingkat tinggi di Beijing pekan lalu hanya menghasilkan sedikit perkembangan, Presiden AS Donald Trump menyebut pertemuan tersebut sangat produktif dan mengatakan dia bersedia menunda kenaikan tarif tambahan selama ada gerakan menuju "kesepakatan nyata."

Di sisi penawaran, Arab Saudi memangkas ekspor minyak mentah. Perusahaan pelacakan kapal Kpler memperkirakan ekspor minyak Saudi turun menjadi 6,2 juta barel per hari di paruh pertama bulan ini, lebih rendah dari 6,9 juta yang ditunjukkan oleh Menteri Energi Khalid Al-Falih untuk bulan Maret

Kpler menyatakan kecil kemungkinan Saudi akan dapat meningkatkan kembali pengiriman, mengingat produksi di ladang lepas pantai terbesarnya, Safaniyah, menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper