Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rilis Data Penjualan Ritel AS Bebani Wall Street

Indeks S&P 500 dan Dow Jones di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) tergelincir ke teritori negatif pada perdagangan Kamis (14/2/2019), menyusul rilis data penjualan ritel yang mengecewakan.
Bursa Wallstreet/Reuters
Bursa Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks S&P 500 dan Dow Jones di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) tergelincir ke teritori negatif pada perdagangan Kamis (14/2/2019), menyusul rilis data penjualan ritel yang mengecewakan.

Berdasarkan data Reuters, indeks S&P 500 ditutup turun 0,27% atau 7,3 poin di level 2.745,73 dan indeks Dow Jones Industrial Average berakhir melemah 0,41% atau 103,88 poin di level 25.439,39. Adapun indeks Nasdaq Composite hanya berakhir naik tipis 0,09% atau 6,58 poin di level 7.426,96.

Ketiga indeks saham utama AS tersebut tertahan oleh saham finansial yang sensitif terhadap suku bunga setelah imbal hasil obligasi AS turun akibat tertekan data ekonomi yang lebih lesu dari ekspektasi.

Perundingan perdagangan untuk meredakan konflik tarif yang tengah berlangsung antara AS dan China bergerak ke tingkat lebih tinggi dengan digelarnya negosiasi di Beijing pada Kamis dan Jumat pekan ini.

Namun optimisme soal negosiasi perdagangan dilemahkan oleh laporan dari Departemen Perdagangan AS yang menunjukkan penjualan ritel pada Desember 2018 mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari sembilan tahun. Hal ini serta merta memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi.

Penjualan ritel turun 1,2% pada Desember 2018, penurunan terbesar sejak September 2009. Hasil ini jauh lebih buruk dari prediksi ekonom dalam survei Reuters untuk kenaikan 0,2%.

“Pasar telah memiliki kekhawatiran ini sejak Natal. Sebagian kekhawatiran itu mungkin berubah menjadi kenyataan, dan itulah yang menahan investor,” kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel, New York, sebagaimana dilansir Reuters.

Sebanyak enam dari 11 sektor utama pada S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor bahan konsumen dan finansial menunjukkan penurunan persentase terbesar.

Saham American International Group Inc. melorot 9,0%, menandai hari terburuknya dalam empat tahun setelah perusahaan asuransi global itu membukukan kerugian kuartalan.

Sementara itu, saham Coca-Cola Co melemah 8,4% dan menjadi penekan terbesar pada Dow Jones setelah proyeksi laba full year-nya turun jauh di bawah ekspektasi Wall Street.

Dengan musim laporan kinerja keuangan perusahaan untuk kuartal keempat mendekati akhirnya, analis melihat pertumbuhan laba sebesar 16,2 % untuk kuartal tersebut, menurut data Refinitiv.

Namun prediksi untuk laporan kinerja kuartal pertama kurang optimistis, dengan penurunan 0,3% year-on-year. Ini akan menandai kuartal pertama pertumbuhan negatif sejak resesi laba yang berakhir pada 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper