Bisnis.com, JAKARTA – China secara aktif menambah cadangan emasnya dalam 2 bulan terakhir hingga Januari 2019 seiring dengan peningkatan devisa. Di sisi lain, regulator terindikasi menjauhi cadangan dalam dolar AS.
Berdasarkan laporan China Knowledge yang dikutip dari Bloomberg pada Rabu (13/2/2019), China telah bergabung bersama dengan bank sentral global yang tengah menggencarkan penambangan cadangan batu kuning dalam 2 bulan terakhir.
Cadangan emas China meningkat dari 59,56 juta ons pada akhir Desember 2018 lalu menjadi 59,94 juta ons pada akhir Januari 2019, sehingga mencatatkan kenaikan kedua bulan berturut-turut. Demikian pula, cadangan devisa negara juga naik US$15,2 miliar karena apresiasi pada aset nondolar.
Sebelumnya, cadangan emas resmi Negeri Panda stagnan atau tidak berubah selama 26 bulan di level 59,24 juta ons dari Oktober 2016 hingga November 2018 karena keengganan untuk membeli emas.
Hal ini terjadi karena regulator setempat menganggap pasar emas terlalu kecil untuk secara signifikan mendiversifikasi cadangan devisa senilai US$3 triliun.
Pembelian emas baru-baru ini dilakukan oleh China terjadi karena banyak bank sentral di sejumlah negara yang menambah cadangan emas. Strategi itu dilakukan akibat risiko geopolitik, perang dagang AS-Cina, dan keengganan terhadap pasar saham.
“Ini menjadikan emas sebagai lindung nilai safe haven yang lebih kuat,” papar laporan tersebut.
Selain itu, pembelian logam mulia oleh China dapat menandakan perubahan sikapnya terhadap emas. Pasalnya, regulator setempat semakin terlihat ingin mendiversifikasi cadangannya agar menjauh dari dolar AS.