Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Perdagangan & Risiko Pertumbuhan Global Tekan Bursa Asia

Bursa saham Asia melemah pada perdagangan pagi ini, Jumat (8/2/2019), terbebani kekhawatiran investor tentang perlambatan ekonomi global dengan tiadanya tanda-tanda positif untuk resolusi konflik perdagangan Amerika Serikat (AS)-China.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia melemah pada perdagangan pagi ini, Jumat (8/2/2019), terbebani kekhawatiran investor tentang perlambatan ekonomi global dengan tiadanya tanda-tanda positif untuk resolusi konflik perdagangan Amerika Serikat (AS)-China.

Obligasi pemerintah yang bersifat safe-haven pun diuntungkan di tengah keresahan atas prospek global. Imbal hasil obligasi Jerman bertenor jangka panjang turun ke level terendahnya dalam lebih dari dua tahun.

Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang tergelincir 0,7% dari level yang dibukukan pada perdagangan sebelumnya. Sepanjang pekan ini, indeks tersebut telah turun 0,3%.

Pada saat yang sama, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,8%, indeks Kospi Korea Selatan melorot 1,2%, sedangkan indeks Nikkei Jepang merosot 16%.

Pada Kamis (7/2), Komisi Eropa memangkas tajam proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi zona euro tahun ini dan berikutnya. Hal ini menyulut menjalarnya kekhawatiran perlambatan global saat bisnis dan investor di kawasan tersebut bergulat dengan friksi perdagangan.

Keresahan investor soal ekonomi global diperburuk oleh komentar dari Presiden AS Donald Trump bahwa ia tidak berencana untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu pada 1 Maret mendatang yang ditetapkan guna mencapai kesepakatan perdagangan.

“Investor menjadi resah karena pasar sebelumnya optimistis soal penyelesaian konflik perdagangan [AS-China] sejak awal tahun,” kata Shusuke Yamada, kepala valas Jepang dan pakar strategi ekuitas di Bank Of America Merrill Lynch.

Sikap Trump berdampak pada para investor yang telah mengharapkan datangnya resolusi untuk perselisihan perdagangan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Bursa saham Wall Street di AS serta merta merosot merespons perkembangan itu, dengan indeks Dow Jones melemah 0,9% pada perdagangan Kamis (7/2), tergelincir dari level tingginya yang dibukukan pada pertengah pekan yang ditopang laporan kinerja perusahaan.

“Dengan banyaknya laporan kinerja perusahaan yang dirilis, pasar ekuitas tampak siap untuk koreksi setelah menyentuh level tingginya baru-baru ini,” kata Masahiro Ichikawa, pakar strategi senior di Sumitomo Mitsui Asset Management.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper