Bisnis.com, JAKARTA — Harga tembaga terap bergerak naik meskipun ditengah kekhawatiran pasar terkait melambatnya aktivitas pabrik di negara konsumen logam terbesar di dunia, China, akibat libur tahun baru Imlek.
Analis Argonaut Securities Helen Lau mengatakan, pasar khawatir harga tembaga akan meredam akibat kurangnya aktivitas perdagangan menyambut tahun baru Imlek di China. Saat ini, hampir seluruh pabrik di China telah ditutup semenjak sepekan lalu.
“Perlambatan manufaktur China seharusnya sangat membebani pasar logam,” ujar Helen seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/2/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga tembaga di bursa London Metal Exchange (LME) pada penutupan perdagangan Senin (4/2/2019), ditutup menguat 0,47% atau naik 29 poin menjadi US$6.168 per ton.
Walaupun demikian, tembaga masih dibayangi oleh sentimen negatif, yaitu aktivitas pabrik China yang telah menyusut paling banyak hampir dalam 3 tahun pada Januari, ketika jumlah permintaan yang merosot berkelanjutan dan hasil produksi yang juga menurun.
Survey dari perusahaan swasta mengatakan kondisi tersebut semakin memperkuat kekhawatiran pasar terkait dengan perlambatan negara ekonomi terbesar kedua di dunia akan semakin dalam.
Baca Juga
Selain itu, saham Asia juga tengah melayang mendekati level tertingginya dalam empat bulan pada hari Senin (4/2/2019) dengan kinerja yang cukup bagus di Wall Street dan menguatnya dolar AS menyusul rilisnya data ketenagakerjaan negeri Paman Sam dan manufakturnya yang kuat.
Di sisi lain, untuk katalis positif tembaga, berasal dari kemajuan yang cukup substansial dari negosiasi perdagangan antara AS dan China. Kedua pemimpin dari negara tersebut, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri China Xi Jinping, akan berencana untuk segera bertemu untuk melakukan perundingan perdagangan.
Hasil kesepakatan perdagangan yang komperehensif dan meredamkan panasnya perang dagang akan membantu mendorong naik harga tembaga.
Sementara itu harga logam dasar lainnya, seperti Aluminium di bursa LME pada penutupan perdagangan Senin (4/2/2019) ditutup pada zona hijau dengan naik 1,91% atau 36 poin menjadi US$1.919 per ton.
Harga Zinc di bursa LME ditutup juga berada pada zona hijau menguat 0,86% atau naik 24 poin menjadi US$2.801 per ton, sedangkan timah melemah 0,43% atau turun 90 poin menjadi US$20.800 per ton.