Bisnis.com, JAKARTA — Menurut kalender China, tahun yang baru akan segera datang, bagi kebanyakan masyarakat China, menjelang Tahun Baru Imlek, kebanyakan mereka mencari tahu peruntungannya.
Tahuh baru China 2019, menurut seorang ahli Feng Shui Xiang Yi akan memasuki tahun babi tanah. Babi tanah sendiri memiliki dua unsur elemen yakni air dan tanah, lalu sektor apa saja yang dapat dicermati?
Xiang Yi mengatakan bahwa karena dua unsur tersebut mendominasi pada tahun babi tanah, elemen api sangat menjadi langka, untuk itu elemen api sangat baik pada tahun babi tanah.
Selanjutnya, apa saja sektor bisnis yang termasuk dalam elemen api? Xiang Yi menjelaskan bahwa bisnis yang berbasis pada teknologi akan sangat baik pada tahun babi tanah karena teknologi dalam ilmu Feng Shui memiliki elemen api.
Bisnis di sektor konsumer juga dapat dicermati pada tahun babi tanah, selain itu bisnis di sektor hiburan juga dikatakan akan mendapatkan hoki.
Lalu apa saja bisnis yang akan tidak terlalu baik untuk menghasilkan cuan pada tahun babi tanah? Xiang Yi mengatakan untuk menghindari bisnis yang memiliki elemen yang sifat sama seperti air dan tanah.
“Air termasuk segala sesuatu yang mengalir termasuk transportasi yang dalam jumlah besar secara keseluruhan agak terganggu,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (1/2/2019).
Bisnis di sektor persawahan pada tahun ini sayangnya juga tidak mendapatkan hoki karena memiliki elemen yang sama yakni tanah, sektor industri juga dijelaskan masih belum dapat pulih pada tahun babi tanah.
Setelah mendapatkan penjelasan dari ahli Feng Shui, lalu bagaimana rekomendasi sektor bisnis yang dapat dicermati dari seorang analis?
Menurut analisa Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee, pada 2019 sektor properti akan menunjukkan performanya setelah beberapa tahun mengalami kinerja yang stagnan.
Geliat tersebut telah terlihat pada perdagangan awal tahun yang telah menujukkan peningkatan pada saham-saham properti. Memasuki tahun politik dan membaiknya sentimen global telah menumbuhkan optimisme pada sektor properti.
Selain itu, sektor konsumer dinilai akan memiliki prospek yang baik dalam memasuki tahun politik, pasalnya, pada tahun politik jumlah konsumsi masyarakat diprediksi akan meningkat, sehingga hal tersebut akan berdampak baik bagi saham-saham pada sektor konsumer.
Adapun sektor lainnya yang dapat dicermati adalah sektor infrastruktur yang didalamnya berbasis telekomunikasi akan diprediksi memberikan kinerja yang baik pada 2019 karena berubahnya cara hidup masyarakat dari berkomunikasi dengan cara konvensional dengan komunikasi berbasis data.
Di sisi lain, Hans menyebut sektor industri akan mengalami tekanan karena dampak menguatnya nilai tukar Rupiah. Hal tersebut membuat beberapa emiten di sektor industri yang berorientasi melakukan ekspor akan mengalami tekanan karena menguatnya nilai tukar Rupiah, sebaliknya, emiten di sektor indsutri yang berorientasi impor justru semakin kuat.
Lebih jauh, adanya tanda-tanda perdamaian perang dagang antara Amerika Serikat dan China membuat indikasi adanya solusi yang dapat mempengaruhi beberapa sektor perdagangan.
Adanya wacana solusi kepada China untuk membeli kacang kedelai kepada Amerika Serikat akan membuat produksi CPO China akan mengalami penurunan, hal tersebut menyebabkan akan membuat konsumsi batu bara menjadi menurun.
“Orang juga bilang Tiongkok itu konsumsi 40% batu bara kita [Indonesia kalau dialihkan ke Amerika Serikat itu bisa mengganggu kita juga. Realiasi B20 dan B30 itu sangat penting,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (3/2/2019).
Oleh sebab itu, sektor agrikultur akan menjadi salah sektor yang akan mengalami penurunan kinerja pada 2019.