Bisnis.com, JAKARTA—OPEC dan sekutunya tidak mengesampingkan mengambil tindakan lebih lanjut pada pertemuan mereka berikutnya pada April 2019, jika persediaan minyak meningkat pada kuartal pertama tahun ini.
Khawatir dengan penurunan harga minyak dan meningkatnya pasokan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara non-OPEC seperti Rusia sepakat pada Desember untuk kembali mengurangi produksi pada 2019. Para produsen akan bertemu pada 17-18 April 2019 untuk meninjau pakta tersebut.
Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo menyampaikan, pihaknya tidak mengesampingkan tindakan lebih lanjut jika stok minyak di negara-negara industri terus naik di atas rata-rata lima tahun.
"Kami tetap fokus pada keseimbangan penawaran-permintaan. Tantangan kami adalah menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran," kata Barkindo, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/1/2019).
“Kami telah melihat persediaan meningkat melebihi rata-rata lima tahun. Beberapa bulan yang lalu kita melihat defisit. Kami bermaksud untuk memastikan stok tetap dalam rata-rata lima tahun,” tambahnya.
Pemulihan harga minyak tahun ini akan meningkatkan harapan di antara produsen bahwa kesepakatan untuk memotong pasokan, yang dimulai pada 1 Januari 2019, bekerja dengan baik. Harga minyak Brent telah naik hingga di atas US$60 per barel, setelah turun di bawah US$50 per barel pada akhir 2018.
Namun demikian, stok minyak di negara-negara OECD - yang digunakan sebagai tolok ukur oleh produsen untuk mengukur efektivitas pengurangan pasokan mereka - berada di atas rata-rata lima tahun pada November 2018.
Oleh karena itu, OPEC dan sekutunya berjanji untuk menurunkan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) mulai 1 Januari 2019. Pangsa OPEC adalah 800.000 barel per hari.
Barkindo mengatakan produsen melakukan pengurangan produksi minyak yang signifikan untuk menghindari penumpukan selama kuartal pertama, dan pasar minyak bereaksi dengan baik.
Eksportir top Arab Saudi melakukan pemangkasan sepihak terhadap produksinya sendiri pada Desember, menjelang dimulainya kesepakatan.
"Kami telah melihat pemotongan agresif oleh produsen terkemuka untuk menghindari kebangkitan inventaris kuartal I/2019. Kami cukup puas dengan respons pasar,” ," katanya.
OPEC dan sekutu-sekutunya telah memangkas produksi sejak 2017 untuk mendukung harga minyak, sambil mengawasi para produsen di Amerika Serikat, yang tidak ikut dalam pemotongan tersebut, meningkatkan produksi.
OPEC dan Sekutu Fokus Jaga Suplai Minyak
OPEC dan sekutunya tidak mengesampingkan mengambil tindakan lebih lanjut pada pertemuan mereka berikutnya pada April 2019, jika persediaan minyak meningkat pada kuartal pertama tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
23 menit yang lalu
Menengok Katalis Penggerak Saham Vale Indonesia (INCO)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
23 menit yang lalu
Menengok Katalis Penggerak Saham Vale Indonesia (INCO)
7 jam yang lalu
POJK 17/2024 Terbit, Kegiatan Usaha Bulion Emas Resmi Diatur OJK
16 jam yang lalu