Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan di Venezuela Dorong Penguatan Minyak Mentah

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret menguat 1% atau 0,51 poin ke level US$53,13 per barel di New York Mercantile Exchange.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat karena prospek penurunan pasokan menyusul ketidakstabilan di Venezuela, yang mengimbangi kenaikan output minyak shale AS.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret menguat 1% atau 0,51 poin ke level US$53,13 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak patokan global Brent, yang kurang terpengaruh oleh Venezuela, tergelincir 0,05 poin ke level US$61,09 di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menentang tekanan AS dan negara-negara lain untuk menyerahkan kendali atas negaranya yang memegang cadangan minyak mentah terbesar di dunia.

Laporan Departemen Energi AS yang menunjukkan peningkatan terbesar dalam cadangan minyak mentah domestik sejak November dan rekor persediaan bensin sebagian besar diabaikan oleh investor.

"Ini adalah mengenai orang-orang yang mengawasi kekhawatiran pasokan dari Venezuela," kata Marshall Steeves, analis pasar energi di Informa Economics IG di New York, seperti dikutip Bloomberg.

Pasar minyak mentah mencatat awal terbaik mereka dalam 18 tahun di tengah optimisme pengurangan produksi oleh Arab Saudi, Rusia dan produsen utama lainnya, meskipun sedikit goyah dalam beberapa hari terakhir karena data menunjukkan peningkatan produksi di AS dan melemahnya pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.

Presiden AS Donald Trump disebut sedang mempertimbangkan sanksi baru terhadap Venezuela karena Maduro menghadapi salah satu tantangan terberat yang pernah ada pada masa pemerintahannya.

Sentimen bullish dapat pulih kembali jika Trump menindaklanjuti ancaman untuk memperluas sanksi terhadap anggota OPEC Venezuela, memaksa beberapa penyuling Pantai Teluk untuk mencari pasokan baru.

AS menambah tekanan pada rezim Maduro pada hari Rabu dengan mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara negara itu.

"Dengan AS sekarang jelas memihak oposisi, perubahan mungkin akan terjadi," kata Tamas Varga, seorang analis di PVM Oil Associates Ltd, seperti dikutip Bloomberg.

"Ini akan memberikan pukulan lebih lanjut ke penyuling AS yang mengandalkan minyak dari Venezuela yang masih tersedia dan karenanya akan menjadi bullish jangka pendek."

Pemerintahan Trump telah menyusun serangkaian sanksi, tetapi belum memutuskan apakah akan menerapkannya. Awal bulan ini, para pejabat Gedung Putih memperingatkan para penyuling AS dan menyarankan mereka untuk mencari sumber alternatif minyak mentah  lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper