Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Reksa Dana Baru Ramaikan Pasar Awal Tahun

Sebanyak 32 produk reksa dana anyar sudah mendapatkan izin penerbitan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada awal tahun ini dan siap meramaikan pasar industri reksa dana.
Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia bersama dengan Asosiasi Bank Agen Penjual Efek Reksa Dana meluncurkan Program National Campaign Reksa Dana 2019 di Jakarta, Selasa (22/1/2019)./Bisnis/Muhammad Ridwan
Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia bersama dengan Asosiasi Bank Agen Penjual Efek Reksa Dana meluncurkan Program National Campaign Reksa Dana 2019 di Jakarta, Selasa (22/1/2019)./Bisnis/Muhammad Ridwan

Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 32 produk reksa dana anyar sudah mendapatkan izin penerbitan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada awal tahun ini dan siap meramaikan pasar industri reksa dana.

Sebanyak 32 produk tersebut diluncurkan oleh sekitar 18 manajer investasi. Adapun, sebagian besar produk merupakan produk reksa dana terproteksi. PT Mandiri Manajemen Investasi merupakan salah satu manajer investasi yang akan menerbitkan reksa dana terproteksi, bahkan empat produk sekaligus.

Kemudian ada PT Maybank Asset Management yang merilis dua produk reksa dana terproteksi, yakni Reksa Dana Terproteksi Maybank CPF Institusi 21 dan Reksa Dana Terproteksi Maybank CPF Institusi 22.

Prihatmo Hari Mulyanto, Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi (APRDI) memproyeksikan bahwa total dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksa dana pada 2019 tumbuh 15% dibandingkan dengan 2018.

Menurutnya, pada 2019, reksa dana pasar uang dan reksa dana terproteksi akan memberikan kontribusi paling besar dibandingkan dengan produk reksa dana lainnya. Pasar yang cenderung masih dibayangi sentiment negatif dari global membuat investor memilih produk yang berisiko rendah.

“Kalau kita melihat dari sisi konsumen dari sisi second market, tentu saja memang investor yang baru itu arahnya memang [reksa dana] pasar uang setelah itu [reksa dana] terproteksi dapat return yang sesuai dengan return yang dikemas manager investasi,” ujarnya di Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Sementara itu, Pengurus Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Bambang Subiantoro menjelaskan bahwa kondisi pasar yang masih berfluktuasi membuat para pelaku pasar menahan diri untuk mengambil keputusan dan memilih produk investasi yang cenderung aman.

Produk reksa dana uang dan reksa dana terproteksi memiliki resiko yang relatif rendah dibandingkan dengan produk reksa dana lain. “Siklusnya seperti itu, kedua saat market tidak stabil, relatif investor akan lebih wait and see dan lebih senang menaruh produk yang relatif tidak berpengaruh,” paparnya.

Selain itu, produk tersebut cenderung lebih menarik, pasalnya pelaku pasar bisa mendapatkan return dengan jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan produk investasi lainnya.

“Nah kalau masalah return banyak faktor yang memengaruhi, reksa dana selain dari pada risiko, ada banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk item yang mempengaruhi yaitu suku bunga,” jelasnya.

Bambang optimistis reksa dana masih menjadi produk investasi yang potensial melihat catatan pertumbuhan yang terus terjadi selama 4 tahun terakhir.

Dia memproyeksikan pertumbahan investor sebanyak 500.000 pada 2019 didorong basis-basis teknologi finansial (tekfin) yang semakin berkembang sejak tahun lalu.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan per Desember 2018, AUM industri reksa dana tercatat Rp505 triliun. Adapun, pertumbuhan produk mencapai lebih dari dua kali lipat sejak akhir 2014 dari 895 produk menjadi 2.098 produk pada akhir 2018.

Direktur Pemasaran dan Produk PT Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti mengatakan bahwa perseroan siap meluncurkan sejumlah produk anyar pada tahun ini, termasuk reksa dana terproteksi.

“Dari sisi [reksa dana] terproteksi memang ada demand dari agent penjual, kemudian ada beberapa produk terproteksi kita yang jatuh tempo di tahun ini jadi harus kita replace,” ujarnya.

 

 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper