Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Baru WSBP & WTON Terus Bertambah, Pundi-pundi Kontrak Makin Tebal

Waskita Beton Precast (WSBP) dan Wijaya Karya Beton (WTON) telah mengantongi pipeline sejumlah proyek baru yang dapat menambah tebal pundi-pundi nilai kontrak perseroan pada Januari 2019.
Beton pracetak WTON./jibi
Beton pracetak WTON./jibi

Bisnis.com, JAKARTA— PT Waskita Beton Precast Tbk. dan PT Wijaya Karya Beton Tbk. telah mengantongi pipeline sejumlah proyek baru yang dapat menambah tebal pundi-pundi nilai kontrak perseroan pada Januari 2019.

Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Precast Ratna Ningrum mengungkapkan terdapat beberapa proyek eksternal serta tambahan kontrak eksisting yang masuk ke pipeline perseroan. Pekerjaan tersebut di antaranya jalan tol Cibitung-Cilincing dan Bogor-Ciawi-Sukabumi Paket 2. “Pipeline nilai kontrak baru Januari 2019 sekitar Rp1 triliun,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (17/1).

Ratna mengatakan terdapat addendum kontrak baru yang mundur ke Februari 2019 dari semula dijadwalkan pada Januari 2019. Pekerjaan tersebut yakni addendum kontrak eksisting Legundi-Bunder yang mundur menjadi bulan depan.

Di sisi lain, Ratna mengungkapkan terdapat prospek pembayaran termin yang bakal diterima emiten berkode saham WSBP itu pada Januari 2019. Nilai yang dikantongi diprediksi sekitar Rp900 miliar.

Sebagai catatan, WSBP menargetkan nilai kontrak baru Rp10,39 triliun pada 2019. Jumlah tersebut naik 56% dari realisasi Rp6,66 triliun tahun lalu. Pada 2018, WSBP menargetkan kontrak baru Rp6,56 triliun. Nilai tersebut merupakan hasil revisi sebanyak dua kali yang dilakukan perseroan tahun lalu.

Awalnya, entitas anak PT Waskita Karya (Persero) Tbk. itu menargetkan kontrak baru Rp11,52 triliun. Akan tetapi, jumlah itu diturunkan menjadi Rp8,3 triliun. Setelah merevisi target menjadi Rp8,3 triliun, WSBP kembali menurunkan target kontrak baru menjadi Rp6,56 triliun. Hal itu sejalan dengan tender beberapa proyek utama yang diundur.

Akan tetapi, Manajemen WSBP mengklaim dapat menutup akhir 2018 dengan arus kas operasional positif sekitar Rp1,1 triliun. Pencapaian itu berbanding terbalik dengan minus Rp2,4 triliun pada 2017 dan Rp3 triliun pada 2016.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan WSBP mendarat di zona merah dengan koreksi 12 poin atau 2,96% ke level Rp394 pada penutupan perdagangan, Kamis (17/1). Saham produsen beton pelat merah itu diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) 8,76 kali. Adapun, WSBP tercatat memiliki kapitalisasi pasar Rp10,39 triliun. Sepanjang periode berjalan 2019, pergerakan saham tercatat positif 4,79%.

Saat dihubungi Bisnis, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk. Yuherni Sisdwi mengungkapkan perseroan memiliki sejumlah pipeline kontrak baru untuk dikantongi pada Januari 2019. Beberapa pekerjaan yang berpeluang didapatkan antara lain tambahan kontrak proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan senilai Rp100 miliar hingga Rp150 miliar dan kontrak pasokan ready mix ke beberapa proyek tol. “Kami perkirakan di Januari 2019 kontrak baru Rp500 miliar-Rp600 miliar,” jelasnya.

Yuherni mengungkapkan perseroan membidik kontrak baru Rp9,08 triliun pada 2019. Nilai tersebut diproyeksikan tumbuh sekitar 18,4% dari realisasi periode sebelumnya.

Dia menjelaskan bahwa rencana pemerintah untuk infrastruktur pada 2019 relatif sama atau moderat dibandingkan dengan tahun lalu. Oleh karena itu, emiten berkode saham WTON perlu mencari peluang pasar lain untuk menjaga pertumbuhan. “Jawabannya ada di peningkatan perolehan dari sektor swasta, BUMN, dan pemerintah daerah,” paparnya.

Dari data Kementerian BUMN, alokasi belanja modal total 2019 tumbuh drastis. Hal ini menjadi peluang pasar bagi WTON. Di sisi lain, WTON membidik total order book atau kontrak dihadapi Rp14,89 triliun pada 2019. Dari situ, perseroan membidik pendapatan Rp7,95 triliun dan laba bersih Rp560 miliar.

Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, WTON berencana mengakuisisi atau menguasai sumber material alam pada 2019. Perseroan tengah memroses penguasaan lahan quarry pasir di Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan.

Manajemen WTON memproyeksikan besaran investasi tahun depan di kisaran Rp400 miliar-Rp500 miliar.  Nilai itu terdiri atas beberapa aksi korporasi termasuk di dalamnya penguasaan atas quarry pasir alam.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan WTON mendarat di zona merah dengan koreksi 8 poin atau 1,93% ke level Rp406 per saham pada penutupan pedagangan, Kamis (17/1). Saham Saham produsen beton pelat merah itu diperdagangkan dengan PER 9,44 kali.

WTON tercatat memiliki kapitalisasi pasar Rp3,54 triliun. Untuk periode berjalan tahun ini, pergerakan saham tercatat positif 7,98%.

Sementara itu, Frankie Wijoyo Prasetio, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan menilai WSBP dan WTON masih memiliki valuasi saham yang terbilang murah. Oleh karena itu, saham keduanya masih layak diakumulasi oleh investor.

Untuk target harga, sambungnya, WSBP diproyeksikan menembus level Rp500 per saham. Sementara itu, target harga WTON berada di level Rp545 dalam setahun ke depan.

Frankie menyebut rencana manajemen WSBP untuk mengurangi proyek turn key dapat menjadi katalis positif. Pasalnya, strategi itu diproyeksikan akan menyehatkan arus kas perseroan.

Di sisi lain,  WTON juga sangat menarik karena sinergi dengan induk usaha, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang terlibat di proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Pekerjaan ini bisa menambah pundi-pundi pendapatan perseroan. “Jadi secara umum saham-saham emiten beton BUMN masih sangat layak untuk diakumulasi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper