Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fed Minutes Dovish, Bursa Asia Melaju di Kisaran Level Tertinggi

Bursa saham Asia berjuang naik pada perdagangan pagi ini, Kamis (10/1/2019), saat pasar menantikan lebih banyak kabar terkait diskusi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang telah mendongkrak harapan tercapainya kesepakatan.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia berjuang naik pada perdagangan pagi ini, Kamis (10/1/2019), saat pasar menantikan lebih banyak kabar terkait diskusi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang telah mendongkrak harapan tercapainya kesepakatan.

Berdasarkan data Reuters, indeks saham MSCI Asia Pacific selain Jepang bergerak lebih rendah meski masih diperdagangkan di kisaran level tertingginya dalam empat pekan hasil dari reli beberapa hari sebelumnya. Adapun bursa Australia turun 0,2% dan indeks Nikkei Jepang melorot 1,2%.

Pada perdagangan Rabu (9/1), indeks S&P 500 di bursa Wall Street AS naik 0,41%, memperpanjang kenaikannya menjadi lebih 10% dari level terendah dalam 20 bulan yang disentuh sekitar Natal tahun lalu.

Delegasi dari China dan Amerika Serikat mengakhiri pembicaraan perdagangan kedua negara yang berlangsung selama tiga hari beruntun di Beijing pada Rabu (9/1).

Pertemuan ini merupakan negosiasi tatap muka pertama sejak pemimpin kedua negara menyetujui gencatan selama 90 hari dalam perang dagang yang telah berdampak pada impor masing-masing senilai ratusan miliar dolar AS.

Ada sedikit detail konkret tentang pertemuan di Beijing tersebut, sehingga tidak diharapkan menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.

Reli dalam aset berisiko berlanjut semalam setelah risalah rapat Federal Reserve AS (Fed minutes) pada Desember menunjukkan pandangan sejumlah pembuat kebijakan Fed bahwa mereka dapat menahan diri ihwal kenaikan suku bunga di masa mendatang. Beberapa bahkan terdengar tidak mendukung kenaikan suku bunga bank sentral itu pada Desember.

"Risalah rapat The Fed yang terdengar dovish berikut perkembangan positif dari perundingan perdagangan AS-China kemungkinan akan menjaga reli risiko tetap berjalan meskipun beberapa pelaku pasar mungkin memilih untuk membukukan keuntungan dan menunggu petunjuk baru," kata ekonom ING dalam risetnya, seperti dilansir dari Reuters.

Sebagian pejabat The Fed mengatakan akan menunggu untuk melakukan lebih banyak kenaikan suku bunga sehingga bank sentral itu dapat lebih lanjut menilai risiko yang berkembang terhadap prospek ekonomi AS yang solid.

"Pasar finansial telah mendorong Federal Reserve untuk mengubah nada mereka,” kata Chris Weston, kepala riset di pialang valuta asing Pepperstone.

Reli aset berisiko telah terpacu sejak Jumat lalu (4/1), ketika Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan menyadari risiko yang dihadapi ekonomi AS. Oleh karenanya, The Fed akan bersabar dan fleksibel dalam keputusan kebijakan tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper