Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Melonjak 245 Poin, Rupiah Jawara di Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (7/1/2019) di level Rp14.105 per dolar AS, melonjak 245 poin atau 1,71% dari posisi Rp14.350 pada Jumat (4/1).
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (7/1/2019) di level Rp14.105 per dolar AS, melonjak 245 poin atau 1,71% dari posisi Rp14.350 pada Jumat (4/1).

Kurs jual ditetapkan Rp14.176 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.034 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melonjak 246 poin atau 1,72% ke level Rp14.024 per dolar AS pada pukul 11.35 WIB.

Nilai tukar rupiah sebelumnya dibuka menguat 0,64% atau 92 poin di level Rp14.178 per dolar AS, setelah pada perdagangan Jumat (4/1) ditutup menanjak 1,02% atau 147 poin di level Rp14.270 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.082-Rp14.184 per dolar AS.

Tak tanggung-tanggung, penguatan rupiah membawanya menjadi jawara di antara mata uang lainnya di Asia siang ini. Jejak penguatannya terpaut cukup jauh dari posisi terkuat selanjutnya oleh ringgit Malaysia dan rupee India yang masing-masing terapresiasi sekitar 0,6% terhadap dolar AS pada pukul 11.41 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,24% atau 0,231 poin ke level 95,948 pada pukul 11.31 WIB.

Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka terkoreksi 0,019 poin atau 0,02% di level 96,160, setelah pada perdagangan Jumat (4/1) berakhir melemah 0,13% atau 0,126 poin di posisi 96,179.

Rupiah memimpin penguatan mata uang di Asia saat sikap Federal Reserve yang tampaknya lebih fleksibel dan langkah pelonggaran moneter lebih lanjut dari China mendorong minat terhadap aset berisiko.

Gubernur The Fed Jerome Powell pada Jumat (4/1) mengatakan kepada American Economic Association bahwa The Fed tidak berada di jalur kenaikan suku bunga yang telah ditetapkan dan bahwa bank sentral AS akan peka terhadap risiko penurunan di dalam pasar.

Di sisi lain, setelah serangkaian data manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan, otoritas China memangkas rasio persyaratan cadangan bank (reserve requirement ratio/RRR) sebesar 100 basis poin.

Ekspektasi pasar juga terdorong oleh agenda perundingan pemerintah AS dan China pada hari ini di Beijing guna mencapai kesepakatan perdagangan yang komprehensif.

“Prospek jangka pendek untuk mata uang emerging market di Asia terlihat konstruktif dengan dolar AS diperkirakan akan tertahan oleh komentar Gubernur Fed Powell yang menunjukkan kemungkinan untuk menahan diri atas kenaikan suku bunga lebih lanjut,” kata Mitul Kotecha, pakar strategi EM senior di TD Securities.

“Hal ini, bersama dengan pemangkasan RRR oleh pemerintah China dan harapan perundingan perdagangan yang konstruktif antara Beijing dan Washington, akan memberi ruang bernapas bagi mata uang di kawasan ini,” tambahnya, seperti dikutip Bloomberg.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)               

7 Januari

14.105

4 Januari

14.350

3 Januari

14.474

2 Januari

14.465

31 Desember

14.481

SumberBank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper