Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat Tajam di Pengujung 2018, Ini Kata BI

Selain pengaruh sentimen global, penguatan nilai tukar rupiah sebesar 1,24% menjadi Rp14.375 per dolar AS pada penutupan perdagangan 31 Desember 2018 turut ditopang oleh upaya keras stabilisasi oleh Bank Indonesia.
Karyawan menata uang untuk pengisian ATM, di Cash Center PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Jakarta, Kamis (20/12/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menata uang untuk pengisian ATM, di Cash Center PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Jakarta, Kamis (20/12/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam
Bisnis.com, JAKARTA--Selain pengaruh sentimen global, penguatan nilai tukar rupiah sebesar 1,24% menjadi Rp14.375 per dolar AS pada penutupan perdagangan 31 Desember 2018 turut ditopang oleh upaya keras stabilisasi oleh Bank Indonesia.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengungkapkan kondisi global memang cenderung positif, tetapi masih terdapat permintaan valas dari korporasi dan retail serta perbankan untuk 'squaring position' atau mengimbangi posisi panjang dan pendek dalam perdagangan mata uang. 
"Hal ini mendorong kami untuk melakukan stabilitas melalui DNDF dan spot sehingga rupiah menguat cukup signifikan," tegas Nanang, Selasa (1/1).
Terbukti, upaya ini membawa rupiah menguat pada penutupan pasar di akhir tahun 2018. Sepanjang 2018, rupiah tercatat hanya melemah 5,7%. Nanang berharap kinerja rupiah dapat lebih baik lagi ke depannya. 
Sejumlah mata uang di pasar negara berkembang, khususnya di kawasan Asia, mengalami penguatan pada 31 Desember 2018. Hal ini dipicu oleh sentimen positif setelah kesepakatan dagang antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping yang dilakukan melalui sambungan telepon pada minggu lalu, Sabtu (29/12).
Dalam akun Twitternya, Presiden Trump mengungkapkan bahwa kesepakatan antara dirinya dan Presiden Xi Jinping berjalan dengan baik. 
"Jika terealisasi, ini akan sangat komprehensif, mencakup semua subyek, area dan poin dari perselisihan ini. Progres besar telah dibuat!," ujar Trump di Twitternya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper