Bisnis.com, JAKARTA – Konglomerasi media PT Global Mediacom Tbk. menyebut tengah melangsungkan diskusi dengan sejumlah calon investor yang berminat melakukan kolaborasi dengan perusahaan milik taipan Hary Tanoesoedibjo tersebut.
Direktur Global Mediacom David Fernando Audy menyampaikan saat ini beberapa calon partner tengah melakukan pendekatan untuk dapat menyerap saham perseroan. Jika proses penjajakan itu selesai, perseroan akan segera mendapat suntikan modal pada kuartal I/2019.
“Kami tidak bisa menyebutkan pihak-pihaknya karena ada perjanjian non-disclosure agreement. Kalau prosesnya selesai, mungkin tahun depan [realisasinya]. Bisa pada tahun depan,” ungkap David di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
David menjelaskan perseroan memang mulai mencari partner untuk bekerja sama sejak 2—3 tahun terakhir. Dengan skala produksi konten dan portofolio stasiun televisi yang mapan, sejumlah investor pun disebut-sebut tergiur dengan posisi perseroan sebagai perusahaan TV swasta tertua Tanah Air.
Salah satu yang baru-baru ini muncul yaitu raksasa media asal Prancis, Vivendi SA. Dikutip Bloomberg pada 10 Desember 2018, Vivendi asal Prancis dan Argyle Street Management asal Hong Kong sedang membidik Global Mediacom, induk usaha yang memiliki 61,24% saham PT Media Nusantara Citra Tbk.
Melalui stasiun televisinya Canal+, Vivendi disebut-sebut siap menggelontorkan US$400 juta untuk untuk menyerap saham di Global Mediacom. Selain itu, Vivendi disebut-sebut mengincar hingga 50% saham PT MNC Vision Networks, entitas Global Mediacom yang menjalankan bisnis TV berbayar.
Sementara itu, perusahaan investasi asal Hong Kong, Argyle Street disebut-sebut menyatakan ketertarikan untuk membeli 49% saham MNC Vision dan sempat berminat menyerap 25% saham Global Mediacom.
Argyle Street bahkan menyiapkan sekitar US$550 juta untuk untuk menyerap kepemilikan pada emiten dengan sandi BMTR tersebut.
David menyampaikan MNC Vision memang sudah cukup lama mencari investor untuk mengembangkan bisnis fiber to home perseroan atau bisnis internet kabel. David yang merupakan Direktur Utama media Nusantara Citra itu pun menyebut MNCN siap jika ada investor yang berminat masuk.
“Sekarang ini kan era konsolidasi. Dengan semakin ketat dan cepatnya peredaran informasi, persaingan untuk merebut hati pemirsa dan mengambil kue iklan akan semakin intensif/ konsolidasi bisa dengan pemain lokal atau luar negeri,” kata David.
Dengan konsolidasi dengan perusahaan asing, David menyampaikan perseroan pun dapat menyerap teknologi dan pengalaman di negara lain sehingga bisa diimplementasikan di Indonesia.