Bisnis.com, JAKARTA - Direksi PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk. tampaknya pasrah dengan keputusan para pemegang saham untuk melepas kepemilikan hingga 51% pada perusahaan tersebut kepada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.
Direktur Utama Visi Telekomunikasi Infrastruktur Paulus Ridwan Purawinata bahkan menyebut siap digantikan jika pengendali baru yaitu Tower Bersama Infrastructure menunjuk direksi lain untuk memimpin perusahaan. Dalam proses negosiasi pembelian mayoritas saham tersebut, direksi pun tidak terlibat.
Namun, Paulus mencoba melihat persoalan dengan lebih objektif. Jika emiten dengan sandi GOLD tersebut dikendalikan oleh Tower Bersama Infrastructure, kinerjanya boleh jadi berkembang dengan lebih pesat.
“Dari sisi bisnis, ukuran TBIG [Tower Bersama Infrastructure] itu ribuan kali lebih besar dari kami. Kami sudah berusaha tapi hingga tahun ini perkembangan kami mungkin belum ada yang berarti,” ungkap Paulus di sela-sela paparan publik di Jakarta, Kamis (6/12/2018).
Sebagaimana diketahui, TBIG berencana mengambil alih 160.446.200 lembar saham GOLD yang sebelumnya digenggam oleh PT Amanda Cipta Persada, PT Mulia Sukses Mandiri, Scavino Ventures Ltd., Jonatahan Chang, PT Lancar Distrindo, dan PT Sukes Prima Sakti. Perjanjian jual beli itu ditandantangani 30 November 2018.
Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso menyampaikan, sejauh ini perseroan baru memegang komitmen dari para pemegang saham Visi Telekomunikasi untuk dapat menyerap hingga 51%, namun belum memeroleh kepastian harga.
“Kami masih melaksanakan negosiasi bisnis dengan pemegang saham existing mereka [Visi Telekomunikasi Infrastruktur]. Kami harapkan kalau bisa rampung secepatnya di tahun ini, namun kami belum dapat memastikan,” ungkap Helmy.
Tower Bersama Infrastructure merupakan perusahaan menara telekomunikasi dengan portofolio terbesar kedua Tanah Air yaitu mencapai 14.391 menara per September 2018. Saat ini, emiten dengan jumlah menara terbesar yaitu PT Sarana Menara Nusantara Tbk. milik Grup Djarum.
Bukan kali ini TBIG melirik kompetitornya untuk masuk ke konsolidasi. Emiten Grup Saratoga tersebut pada kuartal II/2018 pun menyerap 19,79% saham emiten menara yang saat itu baru melaksanakan IPO, PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk. Di bawah tangan besi TBIG, GHON pun tumbuh positif sepanjang tahun ini.
Dari sisi kinerjanya, GOLD menawarkan posisi menara yang strategis untuk portofolio TBIG. Saat ini, salah satu pemegang saham GOLD adalah PT Amanda Cipta Persada yang merupakan salah satu perusahaan terafiliasi Alfamart. Alhasil, pada lokasi Alfamart yang padat penduduk, berpeluang ada menara milik GOLD.