Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC+ Belum Sepakati Batasan Suplai Baru, Harga Minyak Turun

Harga minyak berakhir di posisi lebih rendah pada perdagangan Rabu (5/12/2018), setelah OPEC dan sejumlah produsen minyak mentah (OPEC+) mengakhiri tahap pertama pembicaraan formalnya tanpa menyepakati besaran batas pasokan baru.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak berakhir di posisi lebih rendah pada perdagangan Rabu (5/12/2018), setelah OPEC dan sejumlah produsen minyak mentah (OPEC+) mengakhiri tahap pertama pembicaraan formalnya tanpa menyepakati besaran batas pasokan baru.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari berakhir turun 36 sen di level US$52,89 per barel di New York Mercantile Exchange, penurunan pertama dalam tiga hari terakhir.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Februari ditutup turun 52 sen di level US$61,56 per barel di ICE Futures Europe exchange di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$8,44 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, Arab Saudi, Rusia, dan negara anggota lain dari kelompok OPEC+ merekomendasikan pemotongan produksi, tetapi belum mampu menyepakati besaran pengurangan tersebut.

Sementara itu, dengan berlanjutnya pembicaraan OPEC pada Kamis (6/12) di Wina, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus menyuarakan keinginannya tentang pembatasan produksi minyak.

“Pertanyaan besarnya adalah, jika tercapai kesepakatan, berapa volume yang akan diumumkan ke pasar,” kata Harry Tchilinguirian, kepala strategi pasar komoditas di BNP Paribas.

“Saya pikir kita akan melihat adanya kesepakatan karena itu menguntungkan bersama semua produsen yang tergabung dalam OPEC+.”

Kartel minyak ini telah memperoleh janji Rusia untuk bergabung dalam langkah pembatasan produksi yang berlaku selama enam bulan mulai Januari, menurut Menteri Perminyakan Oman Mohammed Al Rumhy.

Adapun seorang delegasi mengungkapkan keyakinan beberapa negara bahwa pengurangan produksi secara keseluruhan sebesar kurang dari 1 juta barel per hari akan cukup untuk menyeimbangkan pasar.

Meski demikian, mengikuti langkah pemangkasan tersebut bisa dinilai berat menghadapi lonjakan produksi di AS.

“Ini bukan soal tingkatnya, ini tentang mematuhi langkah tersebut dan memastikan bahwa semua pihak menaatinya. Inilah yang salah untuk OPEC di masa lampau,” ujar Frances Hudson, pakar strategi global di Aberdeen Standard Investments.

Di AS, American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan peningkatan jumlah stok minyak mentah nasional sebesar 5,36 juta barel pekan lalu, kontras dengan survei Bloomberg yang memperkirakan penurunan sebesar 2 juta barel.

Data perhitungan oleh pemerintah AS dijadwalkan akan dirilis pada hari ini waktu setempat. API juga dikabarkan melaporkan kenaikan persediaan untuk bensin dan minyak diesel pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper