Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten sektor bisnis digital, konvertor, dan akselerator PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk. akan melaksanakan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada harga Rp2.950.
Ketetaan harga tersebut mendekati batas bawah dari rentang harga yang dipublikasikan perseroan sebelumnya yaitu Rp2.800—Rp3.750. Dengan harga IPO Rp2.950, rasio harga per laba (price earnings ratio/PER) Distribusi Voucher Nusantara akan sebesar 21 kali.
Komisaris Distribusi Voucher Nusantara Suryandy Jahja menyampaikan perseroan menetapkan harga IPO yang lebih rendah dengan tujuan memberikan penawaran yang lebih menarik kepada investor, di tengah fluktuasi pasar.
“Kami melakukan bookbuilding di saat market sedang volatil sehingga kami mau memberikan ruang yang lebih besar untuk investor membeli dengan harga bagus. Makanya kami mendesain [harga IPO Diva) pada low range,” ungkap Jahja di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Jahja menyampaikan pada Jumat (16/11/2018), perseroan akan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bersiap listing Distribusi Voucher Nusantara pada 27 November 2018 dengan kode saham DIVA.
Dia menyebut meski pasar fluktuatif, Distribusi Voucher Nusantara tidak kehilangan peminatnya, ditunjukkan dengan angka oversubscribe entitas anak PT Kresna Graha Investama Tbk. tersebut yang mencapai 5,6 kali.
DIVA sebelumnya mengumumkan akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) dengan melepas 214.285.700 saham baru, atau setara dengan 30,0% dari modal disetor perseroan. Jika IPO pada harga Rp2.950, maka perseroan akan meraup Rp632,14 miliar.