Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rumah sakit PT Medikaloka Hermina Tbk. berhasil mencatatkan laba besih senilai Rp162 miliar pada periode sembilan bulan tahun ini. Angka terseut naik sebesar 10,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni senilai Rp147,7 miliar.
Kenaikan laba tersebut disebabkan oleh meningkatnya pendapatan prseroan. Pada periode Januari-September 2018 pendapatan emiten bersandi saham HEAL itu mencapai Rp2,29 triliun, naik 16,5% dibandingkan tahun lalu.
Sedangkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earnings before interest, tax, depreciation, and amortization/EBITDA) senilai Rp474,4 miliar dengan margin EBITDA stabil sebesar 20,7%.
"Pada 9bulan 2018 tingkat kunjungan pasien Jaminan Kesehatan Nasional [JKN] mencapai 67% pasien rawat inap dan 48% kunjungan rawat jalan," kata Investor Relations Medikaloka Hermina Janet Kurniawan, Kamis (1/11/2018).
Meskipun kontribusi kunjungan pasien JKN mencapai setengah dari total pendapatan, kata dia, persroan mampu mempertahankan marjin yang stabil melalui pemanfaatan skala ekonomis dan efisiensi operasional.
Rencana Ekspansi
Hingga 30 September 2018, HEAL telah mengoperasikan sekitar 3.300 tempat tidur dengan Bed Occupancy Rate (BOR) sebesar 64,0%, melayani sebanyak 223.500 pasien rawat inap, meningkat sebesar 28,6% dibandingkan dengan 9 bulan 2017, dan 3,9 juta kunjungan rawat jalan.
"Total hari rawat inap meningkat sebesar 25,9% mencapai 561.200 hari, dengan average length of stay [ALOS] selama 2,5 hari," sambungnya.
Dia menambahkan, rencana ekspansi penambahan rumah sakit berjalan sesuai target dengan beroperasinya Hermina OPI Jakabaring Palembang pada Agustus dan Hermina Samarinda pada awal tahun.
Pada kuartal IV/2018, perseroan akan menambah satu rumah sakit baru di Padang dan satu rumah sakit di Jayapura yang sudah mulai operasional beberapa minggu lalu. Rumah sakit tersebut berdiri melalui kolaborasi dengan organisasi Papua setempat dan akan dikelola oleh Hermina.
Atas dana yang diperoleh melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), perseroan telah menggunakan 82,8% dari total dana senilai Rp1,25 triliun untuk pengembangan rumah sakit baru (25%), pembelian alat medis (7,8%), pembayaran utang (38%), dan pembiayaan operasional umum lainnya (12%).
"Hingga kuartal III/2018 perseroan telah mengeluarkan Rp599,6 miliar untuk keperluan capex, yang mencakup penambahan lebih dari 400 tempat tidur operasional di rumah sakit yang sudah ada," jelasnya.