Bisnis.com, JAKARTA-Sejumlah emiten perkebunan kelapa sawit optimistis membaiknya produksi pada kuartal III/2018 dapat berlanjut sampai dengan akhir tahun dan diharapkan meredam dampak melesunya harga CPO terhadap kinerja keuangan.
Direktur Keuangan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) Lucas Kurniawan menyampaikan, produksi CPO perseroan pada kuartal III/2018 cenderung mengalami peningkatan. Kondisi ini diperkirakan berlanjut sampai akhir tahun.
"Kenaikan produksi TBS [Tandan Buah Segar] dan CPO pada kuartal III/2018 didorong oleh meningkatnya produksi perkebunan kami di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Belitung," tuturnya kepada Bisnis, Rabu (3/10/2018).
Kenaikan produksi itu tergambar dalam kinerja per Agustus 2018. Dalam 8 bulan pertama 2018, ANJT menghasilkan TBS sejumlah 502.966 ton, naik 14,16% year-on-year (yoy) dari sebelumnya 440.584 ton.
Investor Relations PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) Sebastian mengatakan, pada kuartal III/2018 perseroan menghasilkan TBS sejumlah 569.026 ton. Volume itu naik 26,33% dari triwulan sebelumnya sebesar 450.409 ton.
"Kami berhadap dapat mencapai volume produksi TBS 200.000 ton per bulan pada Oktober 2018, setelah pada Agustus sebesar 191.000 ton," tuturnya.
Baca Juga
Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) Michael Kesuma menyampaikan, puncak produksi CPO perseroan diperkirakan terjadi pada kuartal III/2018, dan kemudian kembali stabil pada kuartal IV/2018.
Dengan demikian, produksi CPO pada semester II/2018 dapat bertumbuh 30%-40% dari periode 6 bulan sebelumnya. Pada Januari-Juni 2018, perusaaan memproduksi CPO sejumlah 155.216 ton, naik 13,54% yoy.
Ada dua hal yang mendorong kenaikan produksi CPO SGRO, yakni 2018 menjadi tahun pemulihan dengan usia rerata tanaman 12 tahun dan kondisi cuaca yang mendukung.