Bisnis.com, JAKARTA—- Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. berencana mengembangkan bisnis layanan TV kabel, akses internet, dan telepon rumah atau triple play perseroan secara organik. Sebelumnya, santer terdengar XL akan meluncurkan produk tersebut dengan mengakuisisi pemain lama.
Chief Executive Officer XL Axiata Dian Siswarini mengungkapkan perseroan masih menyusun tahap pilot project bisnis triple play tersebut. Dia belum dapat memprediksi kapan produk yang telah lama masuk pipeline XL itu akan diluncurkan.
"Kami sudah coba softlaunch untuk produk triple play ini tapi perkembangannya masih sangat awal. Kami tetap usahakan untuk organik dulu. Meski pertumbuhannya tidak akan secepat kalau anorganik, kami sangat berhati-hati dengan investasi ini," jelas Dian di Jakarta, Kamis (13/9).
Dian menyampaikan perseroan mengerahkan tenaga untuk mempelajari dan mempersiapkan lini bisnis baru tersebut. Menurutnya, perseroan serius menggarap tetapi tetap berhati-hati dalam menggelontorkan investasi.
Dia mengungkapkan perseroan tetap membuka peluang untuk adanya akuisisi namun hingga saat ini masih mempertimbangkan untuk merintis sendiri. Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin menyebut perseroan masih mempelajari kondisi pasar bisnis tersebut.
“Soal akuisisi itu rumor, itu berita yang sudah lama. Sekarang kami susun pilot project dulu dan saat kami sudah paham market behavior, potensinya seperti apa, kami akan siap meluncurkan produk itu,” terang Adlan.
XL Axiata pada awal tahun ini menyebut perseroan sedang menjajaki peluang kerja sama bisnis pay TV dengan beberapa perusahaan televisi berbayar yang sudah beroperasi di Indonesia.
Jika proses negosiasi berjalan lancar, kerja sama tersebut rencananya akan diluncurkan pada kuartal kedua 2018. Sayangnya, manajemen XL Axiata belum mau menyebutkan berapa perusahaan yang sedang dijajaki proses kerja sama itu dan berapa investasi perseroan untuk ekspansi tersebut.
Dian mengemukakan dalam 3—5 tahun ke depan perseroan tidak menutup peluang aksi M&A atau joint venture dengan perusahaan televisi berbayar. Untuk aksi korporasi tersebut, EXCL menaksir akan membutuhkan dana hingga US$500 juta.
“Kebutuhannya US$500 juta dalam 3—5 tahun, itu peak funding-nya. Itu untuk bangun jaringan fixed broadband dengan semua peralatan untuk menyediakan konten. Untuk jaringan, kita bisa bangun sendiri fibernya tapi bisa juga pakai fiber pihak lain,” ungkap Dian.