Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang euro melemah pada perdagangan Senin (13/8/2018) karena para investor mencari aset safe haven seperti dolar AS dan yen di tengah kekhawatiran tentang dampak krisis di Turki terhadap bank-bank Eropa.
Euro terpantau melemah 0,29% atau 0,0033 poin ke level US$1.138 pada pukul 10.35, setelah dibuka pada level US$1.1388 di awal perdagangan.
Euro terpukul keras setelah Financial Times melaporkan pada hari Jumat bahwa Bank Sentral Eropa memiliki kekhawatiran bajwa bank di Spanyol, Italia dan Prancis akan terdampak dari krisis Turki.
"Eksposur bank-bank Eropa ke Turki tampaknya tidak sebesar yang dikhawatirkan orang, jadi saya pikir itu dapat dikelola. Ini tidak akan mengarah pada semacam krisis perbankan di kawasan euro," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities, seperti dikutip Bloomberg.
Krisis di Turki yang juga menyeret lira terjadi setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan tidak menunjukkan tanda-tanda mengalah dalam pertikaian diplomatik dengan pemerintah Amerika Serikat (AS).
Lira merosot melampaui 7,23 per dolar AS sebelum kemudian mampu memangkas sedikit pelemahannya, setelah pihak otoritas perbankan Turki melakukan intervensi untuk membatasi transaksi swap pada lira.
Baca Juga
Pada pukul 10.35 WIB, lira terpantau merosot 8,12% atau 0,523 poin ke posisi 6,955 per dolar AS.
Lira telah terpukul di tengah kekhawatiran atas tensi perdagangan yang memanas antara Turki dan AS, inflasi yang melaju, dan salah satu defisit transaksi berjalan terbesar dunia. Lira merosot lebih dari 40% sepanjang tahun ini, sekaligus mencatat kinerja terburuk pada 2018 di antara mata uang global lain yang dilacak oleh Bloomberg.
Pelemahan lira sedikit mereda setelah Pemerintah Turki menyatakan telah menyusun rencana langkah ekonomi demi meredakan kekhawatiran investor sehubungan dengan ambrolnya nilai tukar lira.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar online Hurriyet pada Minggu (12/8/2018), Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak menyatakan bahwa pelemahan lira adalah 'sebuah bentuk serangan'. Oleh karenanya, pemerintah telah mempersiapkan rencana langkah yang mulai diterapkan pagi ini, Senin (13/8).
“Mulai Senin pagi dan seterusnya, institusi-institusi kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan akan mengumumkannya kepada pasar,” kata Albayrak, tanpa menjelaskan lebih lanjut terkait langkah-langkah yang dimaksud.