Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persediaan Menipis, Harga Tembaga Bursa LME Rebound

Perdagangan berjangka untuk komoditas tembaga di bursa London melambung terdorong oleh rendahnya persediaan. Namun, masih ada faktor lain seperti potensi perlambatan pertumbuhan permintaan dari China selaku konsumen terbesar logam dasar yang akan membatasi kenaikan harga.
Ilustrasi cincin tembaga./Bloomberg-Andrey Rudakov
Ilustrasi cincin tembaga./Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Perdagangan berjangka untuk komoditas tembaga di bursa London melambung terdorong oleh rendahnya persediaan. Namun, masih ada faktor lain seperti potensi perlambatan pertumbuhan permintaan dari China selaku konsumen terbesar logam dasar yang akan membatasi kenaikan harga.

Pada perdagangan Selasa (17/7), tercatat harga tembaga di London Metal Exchange (LME) naik tipis 0,4% menjadi US$6.216 per ton. Selain itu, tembaga Comex mengalami penguatan 3 poin atau 1,09% menjadi US$2,79 per pon, turun 16,13% selama tahun berjalan.

Adapun, harga tembaga yang menjadi kontrak paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange mengalami kenaikan 150 poin atau 0,31% menjadi 49.140 yuan per ton dan turun 12,18% sepanjang tahun ini.

Jumlah persediaan tembaga di LME memang tercatat mengalami kenaikan sebanyak 1,525 ton menjadi 257.200 ton. Meskipun persediaanya mengalami kenaikan, jumlah tersebut masih dinilai terlalu rendah jika dibandingkan dengan jumlah persediaan pada Januari lalu.

Faktor yang menjadi pendorong harga tembaga lainnya adalah kemunculan ekspektasi akan adanya gangguan pasokan di pasar tembaga.

Secara teknikal, analis Reuters Wang Tao menyebutkan bahwa tembaga LME bisa menembus resistan pada posisi US$6.260 per ton dan kembali naik menuju US$6.370 per ton.

Pertumbuhan ekonomi China yang melaju lebih lambat pada kuartal II/2018 ini karena upaya Beijing yang menahan aktivitas utang, sementara itu pertumbuhan hasil produksi Juni melemah hingga menyentuh level terendah selama dua tahun menimbulkan kekhawatiran bagi investor dan pengekspor seiring dengan tensi perang dagang yang terus menguat.

Menteri Perdagangan China Zhong Shan menyatakan bahwa pihaknya telah mengajukan keluhannya pada Organisasi Dagang Dunia (WTO) atas AS yang mengajukan tambahan daftar tarif senilai US$200 miliar untuk barang konsumsi China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper