Bisnis.com, JAKARTA - Rencana PT ABM Investama Tbk. (ABMM) mengakuisisi tambang di Kalimantan masih berjalan.
Direktur dan CFO ABM Investama Adrian Sjamsul mengungkapkan, rencana akuisisi tambang sudah didesain sejak akhir 2015. Sudah ada sekitar 150 tambang yang di-review di wilayah Kalimantan.
"Sudah ada 1 tambang yang kami gali, tetapi tidak jadi diteruskan [proses akuisisi] karena reserve tidak sesuai. Karena kami akuisisi untuk menjadikannya sebagai operasional strategis, bukan untuk dijual kembali," paparnya, Kamis (12/7/2018).
Syarat tambang yang menjadi incaran perusahaan memiliki kalori 4.000-an Kcal/kg dengan cadangan 50 juta--100 juta ton. Status tambang sudah berjalan sehingga ketika akuisisi rampung ABMM bisa segera memacu produksi.
Adrian menyampaikan, perusahaan juga mempertimbangkan mengakuisisi tambang cooking coal. Namun, tambang dengan produk batu bara berkalori tinggi ini biasanya terletak di wilayah pedalaman, sehingga bakal mengerek biaya logistik.
ABMM mengalokasikan dana sebesar US$500 juta untuk akuisisi tambang baru. Sumber pendanaan berasal dari global bond senilai US$300 juta di Bursa Efek Singapura pada Agustus 2017, kas internal US$150 juta, dan pinjaman perbankan.
Baca Juga
"Soal dana sebenarnya kami siap. Bahkan bank-bank menawarkan pinjaman kepada kami, karena melihat performa perusahaan dan juga rencana akuisisi untuk jangka panjang," imbuhnya.
Menurutnya, jika berhasil mengakuisisi tambang baru, untuk sementara ABMM akan beroperasi dengan kontraktor dan jasa pendukung pertambangan yang sudah ada. Akan tetapi, ke depannya perusahaan akan mengoptimalkan operasional dari sejumlah anak usaha.
ABMM juga memiliki 7 entitas anak yang bergerak di bidang kontraktor tambang, pertambangan dan perdagangan, kelistrikan, logistik, jasa rekayasa dan pabrikasi, serta perdagangan BBM. Dengan integrasi anak usaha, perseroan menjadi emiten energi terintegrasi.